Rachmani Dewi Sulistyawati

Terus melangkah, jangan menyerah apalagi berbalik arah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bagai Biola (tantangan hari ke-86)

Bagai Biola (tantangan hari ke-86)

# TantanganGurusiana.

 

Suatu hari saya pernah ditanya, apakah pernah saya merasa jenuh melakukan semua  aktivitas saya setiap hari?

Dengan segera dan yakin saya katakan tidak pernah jenuh.

Namun sebagai manusia kadang saya pernah merasa amat lelah. Biasanya bila itu terjadi saya akan memberi jarak sejenak. Memberi waktu pada diri sendiri untuk beristirahat serta melakukan refleksi diri.

Tapi tidak pernah terpikir oleh saya merasa bosan mengajar betapapun banyak kerumitan yang membersamai pelajaran matematika.

Buat saya menyampaikan materi matematika mirip-mirip seperti sales promotion officer yang sedang menawarkan barang agar dibeli atau paling tidak disukai dulu oleh calon customer.

Ya, setiap saya menyampaikan materi mengajar saya berusaha agar  materi tersebut menarik perhatian siswa saya.

Dan bila terdengar seruan  "Oh, ya. Ketemu jawabannya...!" dari mereka saat mengerjakan soal latihan, saya merasa amat bahagia.

Karena itu tandanya mereka telah mampu merekonstruksi pikiran dengan pengetahuan baru, sehingga memiliki keterampilan baru. Aha momen, demikian saya menyebutknya.

Trus, benarkah guru matematika harus galak? Hehe pertanyaan ini tidak bisa langsung dijawab ya atau tidak.

Menurut saya mode galak saat mengajar matematika situasional. Mengikuti keadaan saja.

 

Mungkin mirip seperti permainan biola solo dalam suatu orkestra. Kadang ada di awal, di tengah atau di penutupnya.

Intinya permainan biola tersebut haruslah penuh harmoni, dengan kekuatan gesekan yang sesuai dengan sifat lagu yang dimainkan.

Kadang cepat, kadang lambat. Kadang menghasilkan nada tinggi dan kadang nada rendah.

Kadang berirama riang, kadang melow.Sehingga simfoni orkestra tetap terdengar indah

Nah, begitulah kira-kira saya menggunakan mode galak saat pelajaran matematika berlangsung.

Bukan cuma galak tapi bagaimana saya tampil galak sekaligus tetap menarik di hadapan siswa saya. 

Sehingga mereka tahu bukan pribadi yang sedang saya tegur tapi perilaku yang tidak tepatlah yang menjadi sasarannya.

Suatu hari siswa saya berkomentar setelah menyaksikan tampilan saya di youtube mengajar matematika. 

Ada yang kurang tuh, ustadzah.

Hah, apa tuh? Tanya saya meski rasa kaget mendera.

Gak ada omelannya....

Olala, Saya tertawa geli jadinya

Iya kali saya menyajikan materi di youtube dengan omelan.

Kalian kangen ya sama omelan ustadzahnya. Hehe.

Sabar ya, melewati pelajaran matematika di rumah tanpa omelan bu dewi rasanya pasti beda.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Paling bisa Bu Rachmani ini mengemas pembelajaran emteka agar terasa main biola, ups, salah yah. Keren tulisan yang sarat makna. Sukses selalu dan barakallahu fiik

24 Apr
Balas

Alhamdulillah...

02 May



search

New Post