Rachmani Dewi Sulistyawati

Terus melangkah, jangan menyerah apalagi berbalik arah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Episode Rambut (Tantangan hari ke -79)

Episode Rambut (Tantangan hari ke -79)

#TantanganGurusiana

Menjadi wali kelas enam membuat saya pun belajar sabar dengan perubahan hormonal yang dialami oleh para siswa.

Berbeda dengan siswa mujahidah yang masih terlihat malu-malu, siswa mujahid lebih terlihat jelas perilakunya.

Suatu hari saya mendapatkan laporan dari seorang siswa mujahidah bahwa siswa mujahid banyak yang membawa pomade ke sekolah lengkap dengan sisirnya

Memang saya perhatikan hampir semua siswa datang ke sekolah dengan gaya dandanan rambut yang kelimis. Terlihat mengilat diterpa cahaya matahari karena dilapisi pomade.

Saya tersenyum saja melihat perilaku mereka, menikmati perubahan sikap mereka kini.

Ada diantara mereka yang sewaktu kelas tiga lalu datang ke sekolah cuma sampai pagar sekolah, mogok, menangis tidak ingin masuk kelas.

Dan melihatnya kini berdandan rapi kelimis, bersemangat ke sekolah menunjukkan bahwa siswa ini sudah berubah lebih baik. Senang sekali hati saya

Bukan cuma itu, setiap hari Jumat pun terlihat minyak wangi non alkohol tergeletak di atas meja. Mereka rupanya saling tukar menukar informasi jenis wewangian apa yang mereka gunakan.

Kadang Bu Dewi iseng memegang minyak wangi dan diikuti pandangan waspada mereka. Mereka paham kalau wali kelasnya ini punya kebijakan menyita benda yang menganggu pembelajaran.

Mereka sudah paham bahwa tidak mudah menebus benda sitaan tersebut. Kadang harus ditebus dengan piket kelas selama beberapa hari, kadang sebulan, mengerjakan beberapa soal matematika atau bahkan harus menyetor hafalan surat tertentu.

Pokoknya tidak mudah deh menebus benda yang telah disita oleh Bu Dewi.

"Buat sholat Jumat,Bu. Biar wangi, kan mau ke masjid." komentar seorang siswa yang melihat saya tengah memegang sebotol kecil parfum non alkohol. Cemas rupanyanya dia, khawatir Bu Dewi sita. Tapi Bu Dewi cuma ingin tahu baunya seperti apa yang menjadi selera mereka. Yang jelas tidak sama deh dengan selera walasnya.

Hingga suatu hari sepekan menjelang pelaksanaan Try Out internal, Bu Dewi pun membuat pengumuman. Bahwa selama pelaksanaan TO, seluruh siswa diharuskan berpenampilan dan berpakaian rapi. Termasuk di dalamnya adalah rambut yang harus dicukur rapi sepanjang 1 cm, rata di seluruh penjuru kepala.

Sontak sore hingga malam beberapa orang tua siswa menghubungi Bu Dewi, ada yang minta bantuan untuk membujuk agar anaknya mau potong sesuai aturan, ada yang bertanya untuk memastikan ukuran rambut, dan ada yang meminta waktu karena si anak belum ikhlas melepas rambutnya yang selama ini dirawat dengan pomade.

Singkatnya di hari pertama pelaksanaan TO, hampir semua rapi mengenakan peci sejak dari rumah. Bu Dewi tersenyum lebar melihat sikap mereka. Oh iya, berbisik Bu Dewi pada siswa mujahidah agar jangan mengomentari penampilan teman mereka. Ini saat kritis dimana mereka tak ingin terlihat jelek apalagi oleh teman mujahidah.

Sungguh kini telah menjadi kenangan yang seru dan lucu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, selalu ada cerita indah tingkah anak anak. Sukses selalu dan barakallahu fiik

16 Apr
Balas

Yang membekas dan menjadi kenangan indah

02 May



search

New Post