Setelah aku kumpulkan segenap keberanian, aku mulai mencoba menawarkan buku tunggal perdanaku ke Media Sosial. Menurutku, untuk masa kini cara seperti ini jangkauannya lebih luas dan cepat.

Sebenarnya aku tidak terlalu percaya diri untuk melakukan promosi. Pertama, selain karena ini karya pertama, aku juga takut orang akan memberikan tanggapan yang kurang baik terhadap tulisanku.

Dengan bismillah kumantapkan hati. Akhirnya jupromosikan di laman Facebook pribadiku, di snap WA dan Instagram. Tak lama setelah postinganku muncul ke permukaan, aku menerima respon yang di luar dugaan. Banyak teman-teman Facebook yang bertanya dan mulai memesan. Sampai disini aku masih belum juga percaya diri.

20 eksemplar pertama ludes dalam waktu beberapa jam. Lalu, aku beranikan diri mencetak kembali sebanyak 100 eksemplar. Ada sedikit rasa khawatir, bagaimana jika buku sebanyak itu tidak habis terjual. Bukankah itu berarti uangku terpendam disitu. Lagi-lagi kumulai saja dengan bismillah.

Meski buku belum sampai, kucoba promosikan kembali di media sosial dan di grup alumni kampus. Diluar dugaan, dalam hitungan menit, akunl menerima respon yang sungguh luar biasa. Banyak pesan masuk untuk memesan buku itu. Bahkan ada seorang teman yang menetap di Amerika memesan bukuku sembanyak 20 eksemplar untuk dibagi bagikan. Dan teman-teman yang lain, setelah membaca buku itu, ikut mempromosikannya kepada teman-teman mereka di kantor. Aku takjub akan kemurahan Allah ini untukku.

Terkadang kita selalu takut untuk melangkah, padahal kita belum mencoba. Kita selalu takut akan sebuah kegagalan. Dan kita selalu lupa bahwa ada Allah yang bisa membuat kita menjadi apapun.

#TerusMenulis

#HariKe-377