Rachmawati

Lahir di Medan 5 Agustus 1973, menjalani karier sebagai guru sejak tahun 1999 selepas S1 dari Universitas Bengkulu. Sekarang bertugas di SMP Negeri 22 Kota Beng...

Selengkapnya
Navigasi Web

Rapid Antigen

Baru saja dua hari kakiku berada di kota Yogya, ketika pengumuman bahwa seluruh masyarakat yang akan melakukan perjalanan jauh diwajibkan untuk Rapid Antigen. Katanya pemberlakuan ini untuk mengantisipasi membludaknya orang orang yang ingin berlibur. Katanya lagi, hasil dari Rapid Antigen lebih akurat dibandingkan Rapid biasa atau Rapid Antibodi. Karena pengambilan sampelnya sama seperti swab, yaitu lendir di hidung.

Entahlah! Aku sendiri juga kurang mengerti. Yang pasti, mendengar pengambilan sampel di hidung sudah membuat nyaliku mengkere duluan. Bayangan sakitnya hidungku ketika dimasukkan alat tes terus menguntit. Andai pemberlakuan peraturan ini ketika aku masih di Bengkulu, tentu aku lebih memilih tidak pergi saja. tapi semua sudah terlanjur.

Waktu kepulanganku ke Bengkulu semakin dekat, tapi aku belum juga berani memesan tiket pesawat. Aku khawatir, jika tiket sudah dipesan, ternyata hasil Rapid Antigen nantinya positif. Jadi kuputuskan, begitu tahu hasil rapid, baru aku menentukan pesan atau tidaknya tiket tersebut.

Selama tiga hari sebelum pemeriksaan, aku dan suami berikhtiar terlebih dulu. Minum air jahe dicampur gula merah, menciumi aroma minyak kayu putih dan cukup tidur. Entah ampuh entah tidak cara ini untuk jauh dari virus, yang penting kami berusaha saja. Kami takut sekali jika hasil pemeriksaan positif. Karena itu artinya kami tidak akan bisa pulang segera.

Hari ini tanggal 31 Desember, sudah aku rencanakan untuk ke PMI pagi-pagi sekali. Tapi, apa daya hujan turun sejak subuh hari. Kami menunggu hujan berhenti sampai Jam sembilan pagi. Dan ketika matahari mulai menampakan wajahnya, kami segera berangkat.

Ketika kami tiba di PMI, ternyata telah banyak orang yang duduk di kursi antrian. Mereka tidak hanya ingin melalukan Rapid Antigen, tapi ada yang mau Rapid biasa, swab dan juga donor darah. Aku mendapat antrian nomor 12 dan suami nomor 13. Detak jantungku berpacu dengan cepat. Kulirik suamiku yang duduk agak jauh dariku. Tampak wajahnya sedikit tegang.

Tak lama kemudian, petugas menyebut nomor urutku. Tubuhku serasa kaku ketika aku duduk di sebuah kursi di hadapan dokter. Ia memintaku untuk rileks dan menyandarkan punggungku di sandaran kursi.

Kulihat dokter mengeluarkan alat tes dari plastik yang masih bersegel. Lalu dengan secepat cepatnya dimasukkan alat itu ke hidungku kemudian ditarik keluar. Hanya sebentar, tidak sampai tiga detik rasanya. Namun rasa tidak nyamanya di hidungku aku rasakan hingga tiga jam berikutnya.

Setelah aku, ganti nama suamiku yang dipanggil masuk ke tempat pemeriksaan. Aku kembali duduk di kursi antrian sambil menunggu hasil. Sekitar 15 menit, aku dipanggil ke ruangan. Dokter mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan aku sehat dan tidak terpapar virus. Namun dokter tetap menyuruhku agar aku tetap menggunakan masker dan rajin cuci tangan. Aku mengangguk, berterimakasih dan keluar ruangan dengan membawa dua lembar hasil lab Antigen yang bertuliskan negatif.

#TantanganMenulisHariKe-340

#TantanganGurusiana

#Menuju365Hari

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen reportasenya, Bunda. Salam literasi

31 Dec
Balas

Terimakasih, Pak Dede. Salam literasi

01 Jan

Alhamdulillah, ikut senang melihat hasilnya bunda, semoga senantiasa d berkahi kesehatan. Salam kenal bunda, ijin follow ya bund, mnta tlng d folback ya bund, terima kasih.

31 Dec
Balas

Salam kenal kembali Bu Fatatik.. Oke bu saya Folback

01 Jan



search

New Post