WARISAN
"Vania, jangan lupa! Potokopi KTP kamu dan ibu kasihkan sama bang Alek." Bang Varo mengingatkanku.
"Iya, Bang. Nanti di dekat bandara ada kok tempat potokopi." Kataku.
Sejujurnya aku keberatan memberikan fotokopi tanda pengenalku itu. Aku curiga ada rencana yang akan dilakukan oleh mereka berdua dengan meminta surat hibah dan potokopi KTP milikku dan ibu.
Sudah beberapa tempat fotokopi terlewati sepanjang perjalanan. Aku sengaja diam saja. Sepertinya abang- abangku pun terlupa. Hingga tiba di bandara, baik bang Varo maupun bang Alek tidak menanyakan soal fotokopi lagi.
Namun, ketika mereka siap untuk check in, barulah mereka menyadari kalau aku belum menyerahkan apa yang mereka pinta.
"Vania, gimana potokopinya?" Tanya bang Varo.
"Tak usahlah, Bang. Ternyata di sini nggak ada yang buka." Kataku.
Bang Varo diam tanpa kata-kata. Mungkin juga dia kesal denganku. Tapi aku tidak perduli.
"Nanti kami kirim ke abang ya, Van?" Teriak bang Varo begitu dia masuk ke pintu keberangkatan.
#TerusMenulis
#HariKe-369
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar