Semua yang mau di tulis benar-benar lagi tidak muncul. Entah kenapa, hari ini tidak seperti hari-hari kemarin. Mungkin hati ini sedang sedikit kecewa, lantaran kemarin mau menulis di uji dengan pengiriman naskah yang tidak bisa terkirim. Tepat jam 12 malam belum juga bisa terkirim. Pak Suami bilang di coba terus jangan putus asa. Cukup aku jawab dengan senyuman, meski dalam hati bergumam sedikit bingung.

Menjadi seorang penulis memang bukanlah sebuah hal yang mudah. Banyak rintangan yang harus di hadapi. Menulis tanpa jeda dalam satu tahun. Tidak cukup hanya modal semangat saja. Ketika jemari dan hati kompak bersinergi untuk mewujudkannya. Rintangan yang lain datang tanpa basa basi. Akhirnya hilang semua ide di kepala. Mungkin saja bisa tersimpan dalam salah satu file komputer, tapi penilaian lewat sehari tidak bisa dihindari lagi. Tidak ada alasan apapun peraturan ya tetap peraturan. Kompromi pun tidak bisa disematkan.

Pasrah, bercampur kecewa sudah pasti. Mau gimana lagi sudah berusaha pun tetap ada keterbatasan yang tidak bisa kita paksakan. Ini bukan lantaran tidak ada usaha dan doa, akan tetapi takdir juga yang tidak bisa dihindari. Namanya saja dunia Maya. Resikonya ya seperti ini. konsekwensinya harus bisa di terima. Toh tidak ada yang bisa disalahkan.

Yang merasakan ini semua bukan aku saja. Banyak teman yang mengungkapkan kalau tulisannya tidak bisa terkirim. Buktinya hari ini semuanya lancar-lancar saja menulis. Akan tetapi sedang tidak ada ide mau menulis apa. Mungkin ungkapan hari ini tidak lagi menjadikan tambahan poin tantangan menulis tanpa jeda. Biarkan saja, mengalir seperti derasnya air di sungai, Tetap terus menulis versi menjadi dirimu sendiri. Karena masih ada kesempatan bukan karena tantangan menulis tanpa jeda. Itu semua karena masih ada nyawa di jiwa. Menulislah karena Allah bukan karena niat yang lain. Semua akan terasa lebih tenang dan menentramkan. Terus berpikir positif dengan apa yang sudah terjadi. Karena menulis menyehatkan jiwa. Bismillah saja.