Sudah selayaknya sebagai manusia yg diciptakan Allah dengan berbagai rupa dan wataknya. Dengan segenap kelebihan dan kekurangannya. Terkadang banyak hilaf yang diciptakan oleh dirinya sendiri. Merasa diri paling pintar. Merasa diri paling baik. Merasa diri paling cantik. Merasa diri paling tampan. Merasa diri paling keren. Merasa diri paling taqwa. Merasa diri paling kaya. Merasa diri paling banyak memberi. Merasa dan merasa yang menurut dirinya paling sempurna di antara orang lain.

Ada hal yang patut kita sadari bahwasannya diri ini bukanlah siapa-siapa. Bukanlah apa-apa, Allah saja yang menciptakan kita semua tidak punya sifat sombong. Dimana rasa malu kita sebagai hambaNya. Kita ini sesungguhnya tidak punya modal apa-apa. Modal kita yang diberikan Allah hanyalah nyawa di badan. Untuk itu modal yang kita miliki haruslah kita jaga. Berikan makanan yang halal pada fisiknya. Dan seimbangkan juga makanan untuk rohaninya dengan belajar ilmu agama. Agar kita semua terhindar dari sifat sombong.

Tak pantas rasanya meskipun kita di anugrahkan kekayaan, kecantikan, ketampanan, kepandaian, tahta, bahkan kekuasaan, dan sebagainya. Justru menjadikan diri merasa lebih tinggi dari yang lainnya. Padahal tujuan Allah bukanlah untuk membanggakan diri. Penciptaan kesempurnaan hanyalah milik Allah. Semua hanyalah titipan yang harus dipertanggung jawabkan kelak. Jadi kalau diri merasa yang paling sempurna segeralah berkaca pada cermin. Di sana kita bisa melihat bahwa di antara kita masih banyak yang lebih dan lebih dari diri kita. cermin itu tidak bisa berbohong. Sadari semua yang kita miliki di tubuh ini hanyalah pinjaman. Jadi sesombong-sombongnya manusia tidak ada yang bisa menolak kematian. Itu kunci bahwa kita semua harus menjauhi sifat sombong.