Sebuah Puisi
Kopi Kenangan Mantan
Cekrek
Cekrek
Cekrek
Segelas kopi di sudut meja plasa festifal
Sendiri
Siapa yang ditunggu
Lelaki beruban kepala empat
Sebermula dari sedak leher.
Segelas kopi kenangan mantan
Lebih pahit dari kopi Toraja bikinan mantan
Matnya mataku
Menyintas foto lama mantan di file-file lalu yang serupa mahligai.
Kamu dimana?
Leher sedak tanpamu
Kopi kenangan mantan perlahan dingin
Dan wajah Gadis Toraja itu hilang di kopi yang melaknat kenangan.
Di penghabisan kopi.
Darah segar dari Kerbau Bule di Perayaan Rambu sora membayang.
Engkau tak lagi di hadap kursiku.
Cerita Papiyong yang nikmat.
Senyum Gadis Toraja
Yang entah dimana.
Terhenyak bangkit dari duduk di penghabisan kopi
Dan bungkus putih kopi.
Aku lempar dengan serius.
Aku akan datang lagi.
Menyeduh lagi jika disergap rindu
Luka terkadang perlu dirayakan.
( Plasa Festifal Jakarta, 6 November 2019)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sekali waktu
Waduh ada sponsornya?