Self publishing, self service and direct selling. Jual langsung? Kenapa tidak.

Dikotomi antara penerbit mayor dan minor sudah tidak begitu kentara lagi.

Kondisi pandemi membuat semua lini terdampak dan kelesuan ini berpengaruh terhadap banyak bidang usaha, termasuk toko buku.

Dulu, ada kebanggaan tersendiri ketika buku diterbitkan oleh penerbit mayor yang segala biaya dan penjualan dilakukan oleh pihak penerbit. Penulis akan duduk manis dan menunggu penghitungan royalti.

Itu dulu...hari ini wilayah publik harus berhadapan dengan protokol kesehatan guna mengurangi paparan virus yang belum juga mau enyah dari hadapan kita.

Suka tidak suka, orang semakin terkendala dengan pembatasan untuk berlama-lama berada di area publik, akibatnya banyak toko besar yang namanya sudah sangat kesohor hari ini harus menelan pil pahit dengan sepinya pengunjung.

Kondisi ini tentu membawa kabar baik bagi penerbit minor yang semua hal disiapkan sendiri, mulai dari pra cetak hingga menjual bukunya.

Seperti kondisi hari ini, janjian bertemu dengan teman, lalu untuk menghindari mau gratisan, hehe.. sebelumnya mengirim pesan menjual buku, silaturahmi dan jualan langsung.

Masalahnya sering kali penulis dihinggapi rasa takut tidak laku, malu dan sebangsanya. Saya tidak punya kemampuan untuk menjual, promo... ..

Saya pikir, poinnya rajin berlatih, selagi kita yakin menulis dengan baik, menyajikan dengan menarik dan kita percaya buku kita layak untuk dikonsumsi oleh banyak orang, kenapa harus menarik langkah. Yuk .....

(Rumah Cinta, 15 Februari 2022).