Hidup Ini Bukan Kentang
Menatap hari, dalam putaran waktu. Setiap detik berdetak dalam poros, sejatinya kala itu, realita sedang bergerak menjumpai takdir.
Meski berhias banyak kenyataan yang mendebarkan jiwa, lalu sesaat adrenalin memuncak yang diikuti oleh emosi naik turun yang tidak stabil, namun melakoninya tetap penuh dinamika.
Layaknya bermain catur, menjalaninya penuh strategi, hidup ini bukan kentang, satu satu miliknya yang berharga dan bisa dijual hanyalah umbi, itu pun di dalam tanah.
Artinya tak perlu berkutat dengan masa lalu, memorabilia dan apa pun itu yang tidak mungkin kembali.
Berdiri pada fase menahan segalanya adalah pilihan elegan. Berpikirlah untuk sekarang dan masa depan.
(Rumah Cinta, 25 Februari 2022).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren
Salam literasi. Ulasan yang luar biasa keren
Salam
Keren menewen Pak
Kereeeen, Mas. Sukses selalu.
Terima kasih...aamiin
setuju....sip, salam sehat2 selalu
Salam
Nice
Keren...hidup adalah masa depan. Salam literasi.
Iya bu..mksh