Jujur Kacang Ijo
Pagi hari sambil menunggu teman yang lagi on the way, saya sempat tersenyum sendiri. Melirik jam, sudah satu jam berlalu, artinya tidak hanya melar, tapi bergeser jadwalnya, hehe.
Baiklah.....saya akan sabar menunggu, meskipun saya tahu menunggu itu membosankan ketika yang saya tunggu berkata cuss segera meluncur namun faktanya yang ditunggu bisa jadi masih santai manja dengan baju dasternya, sementara saya yang dari pagi buta sudah menunggu telah berubah wujud menjadi rengginang karena matahari.
Ah....dari pada bosen, ada baiknya meronce kata menjadi kalimat lalu tersusun dalam paragraf demi paragfraf mengalir indah menjadi sebuah artikel yang menarik.
Walaupun saat ini sedang tidak nyaman dengan perasaan, namun demi menjaga imun lebih baik saya berpikiran positif, meski terkesan berbohong dengan diri sendiri.
Jujur, ini memang terkait karakter, saya tidak begitu gampang percaya dengan apa yang saya lihat, setidaknya jangan sampai saya salah menilai, bak liriknya Tagor Pangaribuan.
Meski hanya kata yang bagi orang tak bermakna namun bagi saya semuanya luar biasa. Sekecil apa pun sikap, apa yang dirasakan dan apa yang dilihat, saya perhatikan dengan seksama.
Untuk pembelajaran, minimal belajar memahami karakter banyak orang.
Lalu hari ini banyak kisah tersaji, melihat banyak momen, serpihan jejak rekam perjalanan yang dilalui.
Menuliskannya, butuh energi karena untuk tahu lebih utuh terkadang harus flash back menengok ke belakang terkait apa yang melatarbelakanginya, atau bisa jadi tentang kenangan
Memaknainya bukan untuk menjadikan berkutat dengan masa lalu, tak lebih hanya bercermin diri, jika pernah melakukan sesuatu yang tidak lazim maka pada momen lain di waktu mendatang akan berbenah.
Sambil duduk, dua bungkus roti mendarat dengan selamat di perut, roti isi kacang ijo...saya lagi lagi terkekeh, pas bahas jujur pas melahap roti kacang ijo, korelasinya jadi ngepas.. jujur kacang ijo deh...😀
Rumah Cinta, 12-07-2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan orang senang dengan jam yang *ngaret* . Butuh kesabaran ekstra untuk mengubahnya. Pelan tapi pasti keteladanan sangat dibutuhkan. Baarakallahu fiik Bapak Radinopianto. Salam bubur kacang ijo
Iya pak..salam
Memang menunggu adalah pekerjaan yang membosankan, tapi diisi dengan meronce kata demi kata akan hilang rasa kebosanan itu ya Pak sehat selalu
betul bu
Menunggu itu membosankan jika kita hanya bengong, tapi jujur hal itu akan jadi mengasyikkan jika di nikmati. Berarti itu masalah rasa. Tapi bukan berarti "ngaret" itu bisa di maklumi..oh...no.
Siap bun, mksh