Melangitkan Rida di Awan Panas Semeru (Episode 13. Sinkronisasi Data)
Aminah adalah irisan dari selarik catatan robek ketidakberuntungan yang menerbangkan banyak orang untuk berempati. Garis hidupnya berubah seiring alam yang menyeimbangkan putaran. Menyeimbangkan pertentangan dari tiap desah nafas dalam jatuh bangun menikmati sabar, bahkan menolak logika sendiri.
Bak kemarau yang cukup lama melanda lalu tersiram hujan. Netra yang tadinya sayu sontak berbinar, berharap ada sesuatu yang mencerahkan. Yanti dan Dewi berdiri saling pandang pikiran keduanya seperti terkoneksi.
Dengan jemari otomatis terangkat tanpa direncanakan, membawa perempuan muda ini berlari, meninggalkan Aminah sendiri. Tujuannya posko induk untuk tabayyun, verifikasi mencari kejelasan data.
*****
Di posko Induk, Husein yang piket sedang berkipas-kipas kepanasan. Gelagatnya baru saja usai mengisi perut. Lidah yang terlihat kepedasan dan piring kotor bekas makan masih tergeletak di meja. Setibanya, dengan nafas yang masih tersengal, serempak keduanya membuka mulut mengucapkan salam.
Sembari duduk, Husein menyingkirkan piring ke lantai. Masih dengan kepala menunduk ke arah bawah tidak jauh dari arah kaki di dekat dinding, dirinya menjawab salam. Keningnya mengernyit dengan sorot mata mengirim sinyal penuh tanya. Seketika dagunya terangkat bersemuka pandang dengan Yanti. “Ada yang bisa dibantu, Ukhti?”
“Ini Akh, ada yang hendak kami tanyakan terkait rekapitulasi data di pengungsian,” jawab Yanti datar, membalas senyum Husein yang sedikit mengembang.
“Kenapa memangnya?” lanjut Husein.
“Rekapitulasi data kami tidak valid.” Dewi angkat bicara menyela
“Atas nama siapa?” tanya Husein. Menarik laptop yang sedang menyala di depannya. Yanti dan Dewi mendekat, lalu menuliskan nama sehingga memudahkan mengeja ejaan dalam pencarian. Secarik kertas itu berpindah tangan.
“Wait saya cek ya….”
Yanti dan Dewi menunggu dengan harap-harap cemas. Setelah menekan control F, selanjutnya jendela monitor menampilkan form find what, begitu nama Aminah diketik, data lengkapnya keluar.
“Aminah Uswatus Hanifah Bin Ardiman Hadyan. (18 Tahun). Nama Ibu Fatimah. Pengungsi Curah Kobokan.”
“Ini datanya,” sambil sedikit memutar laptop ke arah Yanti dan Dewi. Empat bola mata itu berebutan melempar pandangan ke layar excel.
“Ini atas nama Ibu Fatimah atau Aminah anaknya?” Selidik Yanti.
“Di tabel ini, atas nama Aminah. Bukan Ibunya” jawab Husein menyorongkan pensil di tangannya ke arah gerak kursor di tabel.
“Siapa yang mengentry nama ini?” lanjut Yanti. Husein mendongak sesaat, “Sebagian data sudah diinput oleh perangkat desa yang mengenali korban di pengungsian.”
“Ok deh, Akh, kami pamit, Jazakillah khairun katsiro.”
*****
Duhhhhh……Pupus, dunia rapuh bercerai-berai
Alih-alih mendapat surprise, senoktah embio harapan yang baru saja bertumbuh, di antara berjuta asa itu seperti layu mendadak. Sinkronisasi rekap data dengan Husein tak menguak fakta sesuai keinginan. Kejutan itu ternyata butiran tak berair.
Ketidakvalidan data penyebabnya bukan lantaran data ganda, bukan juga sudah digunakan oleh orang lain yang tadinya sempat disangkakan emak yang telah mengisi, ternyata identitas Aminah sudah masuk dalam tabulasi, sehingga ketika dilakukan pengetikan berulang untuk nama dengan data yang sama, otomatis error dan tidak valid.
Memandang sore, bak terpasung lesu menggeret berat langkah. Pulang menjadi kesedihan berulang dengan membawa mendung yang bergumpal. Jalanan lengang, selengang hati Yanti yang dilanda kecewa. Pikirannya kalut menampung resah yang menepuk-nepuk impian.
Rabbi, lidah ini lemah, hati ini berdebu. Diri ini hanya serpihan yang menggunung asa untuk membujuk takdir yang terasa berliku, mudahkan urusan ini…
Bersambung....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Smg urusan Aminah lancar. Mantul cerbungnya pak
Aamiin, terima kasih apresiasinya bu
Membaca karya Pak Dino..serasa berada Gramedia
Wah. .tersandung saya..hehehe...terima kasih ibu apresiasinya
Semoga segera ada titik terang ya Pak. Keren dan salam sukses
Semoga bu..aamiin
Semoga ada sedikit keterangan yang menguak ceritanya Aminah. Keren pak, sukses selalu
Terima kasih ibu...aamiin
Sediih, namun doa selalu dilangit, semoga ada secercah harapan...dilanjut, pak. Salam sehat
Terima kasih bu apresiasinya. Salam
Untaian paragraf terakhir, aku sangat suka. Salam semangat.
Terima kasih banyak..salam
Untaian paragraf pertama juga suka.
Terima kasih apresiasinya
Harus menarik napas dalam-dalam membaca episode ini, pupus sudah harapan hiks lanjut baaaang
Mungkin ada esok yang cerah mbak..hanya penulis yang tahu
Hahaha
Semakin keren ceritanya, sukses selalu pak.
Terima kasih...aamiin
Kalimat cerpen yang sangat memukau. sehat selaku saudaraku pak Nopianto
Terima kasih pak..barakallah
Saya suka gaya bercerita dan diksinya. Sehat dan sukses selalu
Terima kasih pak...aamiin
Keren sekali. Diksinya hebat.