Melangitkan Rida di Awan Panas Semeru (Episode 7. Trauma Healing bagian 2)
Meneroka hari, menyelami kisah yang datang menyesak. Tersenyum menyemangati diri untuk berdiri menatap lembaran kenyataan demi membesarkan hati. Jingga di hati menyiratkan pedih. Kalbu bersua dalam takdir di tengah denyut waktu yang sedang mengajak berdamai.
Di banyak tempat pasca terjadinya bencana, selalu menyisakan pelbagai kepiluan dengan berjuta cerita. Kejadian luar biasa yang diiringi dengan kehilangan tempat dan jiwa, berdampak melebar luas masuk ke area tak berterima.
Sisi lain realita mengungkap warna gelap yang menimbulkan rasa takut, menyasar penyintas dari berbagai kalangan umur. Membutuhkan penanganan tak sebatas bagaimana korban bisa bertahan hidup dengan pendistribusian pasokan makanan dan pakaian, namun lebih jauh lagi menyentuh untuk membuka hati di tengah dinamika yang acap kali menyurutkan nyali.
Sulit untuk dibayangkan ketika banyak korban yang mengalaminya. Sekadar menawarkan telinga menjadi pendengar akan keluh-kesahnya, lalu menyiapkan ruang kosong di hati untuk menjadi teman dalam rangkaian makna berbagi, dan tak semua bisa melakukannya.
Aminah masih tertidur pulas, dengan wajah pucat dan bibir yang sedikit membiru. Sedikit bergeser menyisih di antara dua orang relawan yang sedang memasang infus, Yanti duduk di ujung kaki di mana Aminah berbaring.
Aktivitas Yanti lebih fokus pada fisik Aminah yang sedang dirawat. Kedekatannya mungkin membawa aura positif untuk dapat menenangkan Aminah. Pasalnya dari hari ke hari, bukannya membaik, fisik Aminah mulai melemah, trauma yang dialaminya pun diyakini berada di zona serius.
Kegaduhan dan hiruk pikuk mulai mengusik dirinya yang sontak disikapi histeris dengan berteriak seperti ketakutan. Ekspresinya menjadikan relawan harus bekerja ekstra bersiaga melakukan penjagaan lebih terhadapnya.
Meredup dalam rapuh yang menjadikannya kehilangan sandaran.
*****
Dua minggu berlalu. Aminah memang telah membaik secara fisik namun tidak dengan kejiwaannya. Setelah berulang kali pingsan dan siuman, dirinya lebih banyak diam dan murung. Sikap yang sulit dipahami, termasuk gerak-geriknya.
Belakangan bukan sekali dua kali Yanti mendapati Aminah mulai tertawa sendiri tanpa sebab. Membawa buku lalu melambai-lambaikan tangan, terburu-buru pergi. Sejam dua jam dia akan balik ke Posko dengan mata berurai.
Siang itu, dari posko pengungsian, Yanti tiba-tiba berlari keluar. Aminah raib entah kemana. Yanti tentu tak tinggal diam membiarkannya.
Aminah tidak pergi kemana-mana, dia hanya mendatangi reruntuhan rumahnya lalu duduk sendiri. Aminah hanya pulang menemui dukanya di tengah hari-hari tanpa bayangan itu
Bersambung….
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Permainan diksi yang tetap asyik. Keren, Pak Dino.
Terima kasih bu apresiasinya
Permainan diksi yang tetap asyik. Keren, Pak Dino.
Terima kasih bu
Keren cerbungnya, sll dibuka dg gaya bahasa yg mantap
Terima kasih bu...barakallah
Sangat menyentuh rasa abangku.. Pernah merasakan sendiri, saat gempa yang luar biasa tahun 1995 di Kerinci. Yang menurut ahli Gempa dari Jepang, tidak mungkin masih ada rumah dan gedung yang masih beridiri di Kerinci, tapi Kuasa Allah tiada yang bisa dilawan. Tapi kuatnya goncangan tetap meninggalkan trauma.. Lanjuuut. Sukses selalu
Siap dilanjut dek...barakallah
Kepiluan hati Aminah berujung depresi. Semoga Aminah perlahan bisa pulih kembali. Kisah pilu menyayat hati. Sukses selalu Pak Radinopianto. Salam literasi
Terima kasih bu...salam
Duh, pilunya. Cerita yang menghanyutkan, Pak.
Iya bu. Terima kasih apresiasinya..Sehat selalu
Keren Pak lanjutkan ini baru hari ke-6? Barokallah
Hari ke 7 sudah pak, bapak masuk ke tulisan yang kmaren ini. Terima kasih kunjungannya
Kasihan Aminah. Ulasannya menawan. Salam semangat dan sukses buat Mas Dino.
Terima kasih bu...aamiin
Selalu keren. Lanjut Pak.
Terima kasih bunda
Buku tunggal kumpulan puisi minimal 60 judul, itu artinya pakde butuh 2 bulan mas.Salam sehat dan selalu bahagia. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS dan berbagi kebaikan.
Iya pak de..terima kasih hadirnya
Cerita yang menginspirasi Mas Radino. Luar biasa
Terima kasih pak
Diksinya menyentuh kalbu, kaya makna
Terima kasih bu
Tetep keren dengan ciri khas yang selalu menawan... Selamat Bang...
Iya dek..terima kasih
Sangat menyentuh, keren cerpennya Pak. Sukses selalu untuk Bapak
Siap..terima kasih pak..aamiin
Aminah hanya merasa kehilangan dan kenangan itu jelas terpatri di dadanya. Keren pak. Sukses selalu. Barakallah.
Siap bu..aamiin, terima kasih
Sedihnya....cerita yg bikin baper, salam sukses pak
Iya bu. Terima kasih selalu memberikan supportnya
Ya Allah semakin memprihatinkan kondisi Aminah, semoga lekas membaik lanjut bunda syantik hahaha
Iya pak yuli...hahaha
Hahaha
Aduh ..sedihnya. Aminah depresi brt ya bunda? Ehh...nang...hahaha...
Hahaha..iya oma..
Isi dan kemasan ceritan sangat menarik. Keren...sukses selalu Pak Radino
Siap..terima kasih pak guru..aamiin
Kisah yang pilu, Pak. Pasti banyak Aminah lain di luar sana. Salam sukses selalu.
Terima kasih bu apresiasinya...iya pastinya...aamiin
Duh semakin kasihan pada aminah semoga bisa sabar dg keadaan ini
Iya bunda..semoga.
Kisah yang sangat menyentuh, sukses selalu pak
Terima kasih bu...aamiin
Bagus ceritanya Pak Dino, diksi yang apik menyentuh, salam sukses selalu
Iya terima kasih pak
Izin follow
Iya bu...terima kasih
Iya bu...terima kasih
Iya bu...terima kasih
Cerpen yg menarik dan menyentuh hati Pak Radinopianto. Salam sehat, bahagia dan sukses selalu buat skluarga. Sy follow back Pak.
Terima kasih bu apresiasinya bu
Perjalanan Aminah yang sangat memprihatinkan dibungkus dalam diksi yang luar biasa. Keren dan mantul. Sehat dan sukses selalu, pak
Terima kasih pak...aamiin
Kisah yang sangat menyentuh, semoga sll. Sukses dan sehat Pak Radinopianto
Terima kasih ibu...aamiin
Terima kasih ibu...aamiin
Terima kasih ibu...aamiin
Terima kasih ibu...aamiin
Sangat menyentuh Pak Radinopianto tulisannya. Sukses untuk bapak.
Terima kasih ibu
Keren. Salam literasi
Terima kasih bu salam