Radinopianto

Alam ini seolah miniatur kehidupan masa depan, yang tak cukup dengan diam atau duduk santai sambil menyeruput kopi, Hidup ini bukan mimpi. Takkan sampai jika ta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Melangitkan Rida di Awan Panas Semeru  (Episode 7. Trauma Healing bagian 2)

Melangitkan Rida di Awan Panas Semeru (Episode 7. Trauma Healing bagian 2)

Meneroka hari, menyelami kisah yang datang menyesak. Tersenyum menyemangati diri untuk berdiri menatap lembaran kenyataan demi membesarkan hati. Jingga di hati menyiratkan pedih. Kalbu bersua dalam takdir di tengah denyut waktu yang sedang mengajak berdamai.

Di banyak tempat pasca terjadinya bencana, selalu menyisakan pelbagai kepiluan dengan berjuta cerita. Kejadian luar biasa yang diiringi dengan kehilangan tempat dan jiwa, berdampak melebar luas masuk ke area tak berterima.

Sisi lain realita mengungkap warna gelap yang menimbulkan rasa takut, menyasar penyintas dari berbagai kalangan umur. Membutuhkan penanganan tak sebatas bagaimana korban bisa bertahan hidup dengan pendistribusian pasokan makanan dan pakaian, namun lebih jauh lagi menyentuh untuk membuka hati di tengah dinamika yang acap kali menyurutkan nyali.

Sulit untuk dibayangkan ketika banyak korban yang mengalaminya. Sekadar menawarkan telinga menjadi pendengar akan keluh-kesahnya, lalu menyiapkan ruang kosong di hati untuk menjadi teman dalam rangkaian makna berbagi, dan tak semua bisa melakukannya.

Aminah masih tertidur pulas, dengan wajah pucat dan bibir yang sedikit membiru. Sedikit bergeser menyisih di antara dua orang relawan yang sedang memasang infus, Yanti duduk di ujung kaki di mana Aminah berbaring.

Aktivitas Yanti lebih fokus pada fisik Aminah yang sedang dirawat. Kedekatannya mungkin membawa aura positif untuk dapat menenangkan Aminah. Pasalnya dari hari ke hari, bukannya membaik, fisik Aminah mulai melemah, trauma yang dialaminya pun diyakini berada di zona serius.

Kegaduhan dan hiruk pikuk mulai mengusik dirinya yang sontak disikapi histeris dengan berteriak seperti ketakutan. Ekspresinya menjadikan relawan harus bekerja ekstra bersiaga melakukan penjagaan lebih terhadapnya.

Meredup dalam rapuh yang menjadikannya kehilangan sandaran.

*****

Dua minggu berlalu. Aminah memang telah membaik secara fisik namun tidak dengan kejiwaannya. Setelah berulang kali pingsan dan siuman, dirinya lebih banyak diam dan murung. Sikap yang sulit dipahami, termasuk gerak-geriknya.

Belakangan bukan sekali dua kali Yanti mendapati Aminah mulai tertawa sendiri tanpa sebab. Membawa buku lalu melambai-lambaikan tangan, terburu-buru pergi. Sejam dua jam dia akan balik ke Posko dengan mata berurai.

Siang itu, dari posko pengungsian, Yanti tiba-tiba berlari keluar. Aminah raib entah kemana. Yanti tentu tak tinggal diam membiarkannya.

Aminah tidak pergi kemana-mana, dia hanya mendatangi reruntuhan rumahnya lalu duduk sendiri. Aminah hanya pulang menemui dukanya di tengah hari-hari tanpa bayangan itu

Bersambung….

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Permainan diksi yang tetap asyik. Keren, Pak Dino.

06 Jan
Balas

Terima kasih bu apresiasinya

06 Jan

Permainan diksi yang tetap asyik. Keren, Pak Dino.

06 Jan
Balas

Terima kasih bu

06 Jan

Keren cerbungnya, sll dibuka dg gaya bahasa yg mantap

06 Jan
Balas

Terima kasih bu...barakallah

07 Jan

Sangat menyentuh rasa abangku.. Pernah merasakan sendiri, saat gempa yang luar biasa tahun 1995 di Kerinci. Yang menurut ahli Gempa dari Jepang, tidak mungkin masih ada rumah dan gedung yang masih beridiri di Kerinci, tapi Kuasa Allah tiada yang bisa dilawan. Tapi kuatnya goncangan tetap meninggalkan trauma.. Lanjuuut. Sukses selalu

06 Jan
Balas

Siap dilanjut dek...barakallah

06 Jan

Kepiluan hati Aminah berujung depresi. Semoga Aminah perlahan bisa pulih kembali. Kisah pilu menyayat hati. Sukses selalu Pak Radinopianto. Salam literasi

06 Jan
Balas

Terima kasih bu...salam

06 Jan

Duh, pilunya. Cerita yang menghanyutkan, Pak.

06 Jan
Balas

Iya bu. Terima kasih apresiasinya..Sehat selalu

07 Jan

Keren Pak lanjutkan ini baru hari ke-6? Barokallah

07 Jan
Balas

Hari ke 7 sudah pak, bapak masuk ke tulisan yang kmaren ini. Terima kasih kunjungannya

07 Jan

Kasihan Aminah. Ulasannya menawan. Salam semangat dan sukses buat Mas Dino.

06 Jan
Balas

Terima kasih bu...aamiin

06 Jan

Selalu keren. Lanjut Pak.

06 Jan
Balas

Terima kasih bunda

06 Jan

Buku tunggal kumpulan puisi minimal 60 judul, itu artinya pakde butuh 2 bulan mas.Salam sehat dan selalu bahagia. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS dan berbagi kebaikan.

06 Jan
Balas

Iya pak de..terima kasih hadirnya

06 Jan

Cerita yang menginspirasi Mas Radino. Luar biasa

06 Jan
Balas

Terima kasih pak

06 Jan

Diksinya menyentuh kalbu, kaya makna

06 Jan
Balas

Terima kasih bu

06 Jan

Tetep keren dengan ciri khas yang selalu menawan... Selamat Bang...

06 Jan
Balas

Iya dek..terima kasih

07 Jan

Sangat menyentuh, keren cerpennya Pak. Sukses selalu untuk Bapak

06 Jan
Balas

Siap..terima kasih pak..aamiin

06 Jan

Aminah hanya merasa kehilangan dan kenangan itu jelas terpatri di dadanya. Keren pak. Sukses selalu. Barakallah.

06 Jan
Balas

Siap bu..aamiin, terima kasih

06 Jan

Sedihnya....cerita yg bikin baper, salam sukses pak

06 Jan
Balas

Iya bu. Terima kasih selalu memberikan supportnya

07 Jan

Ya Allah semakin memprihatinkan kondisi Aminah, semoga lekas membaik lanjut bunda syantik hahaha

06 Jan
Balas

Iya pak yuli...hahaha

06 Jan

Hahaha

06 Jan

Aduh ..sedihnya. Aminah depresi brt ya bunda? Ehh...nang...hahaha...

06 Jan
Balas

Hahaha..iya oma..

06 Jan

Isi dan kemasan ceritan sangat menarik. Keren...sukses selalu Pak Radino

06 Jan
Balas

Siap..terima kasih pak guru..aamiin

06 Jan

Kisah yang pilu, Pak. Pasti banyak Aminah lain di luar sana. Salam sukses selalu.

06 Jan
Balas

Terima kasih bu apresiasinya...iya pastinya...aamiin

06 Jan

Duh semakin kasihan pada aminah semoga bisa sabar dg keadaan ini

06 Jan
Balas

Iya bunda..semoga.

06 Jan

Kisah yang sangat menyentuh, sukses selalu pak

06 Jan
Balas

Terima kasih bu...aamiin

06 Jan

Bagus ceritanya Pak Dino, diksi yang apik menyentuh, salam sukses selalu

06 Jan
Balas

Iya terima kasih pak

06 Jan

Izin follow

06 Jan
Balas

Iya bu...terima kasih

06 Jan

Iya bu...terima kasih

06 Jan

Iya bu...terima kasih

06 Jan

Cerpen yg menarik dan menyentuh hati Pak Radinopianto. Salam sehat, bahagia dan sukses selalu buat skluarga. Sy follow back Pak.

06 Jan
Balas

Terima kasih bu apresiasinya bu

06 Jan

Perjalanan Aminah yang sangat memprihatinkan dibungkus dalam diksi yang luar biasa. Keren dan mantul. Sehat dan sukses selalu, pak

06 Jan
Balas

Terima kasih pak...aamiin

06 Jan

Kisah yang sangat menyentuh, semoga sll. Sukses dan sehat Pak Radinopianto

06 Jan
Balas

Terima kasih ibu...aamiin

06 Jan

Terima kasih ibu...aamiin

06 Jan

Terima kasih ibu...aamiin

06 Jan

Terima kasih ibu...aamiin

06 Jan

Sangat menyentuh Pak Radinopianto tulisannya. Sukses untuk bapak.

07 Jan
Balas

Terima kasih ibu

09 Jan

Keren. Salam literasi

09 Jan
Balas

Terima kasih bu salam

09 Jan



search

New Post