Pelangi Sunyi di Nusa Penida (Episode 17. Mengapa Harus Ragu)
Paras Bli Made merona merah, ada perasaan malu menampar wajahnya mendengar apa yang baru saja disampaikan tanpa halangan dari bibir Alice. Bukan karena situasi yang salah, namun ungkapan ini meluncur tanpa direncanakan.
Suasana sekejap membuatnya kehilangan muka, menyadari itu Bli Made bersegera menguasai diri sehingga tak nampak mati gaya di depan Alice yang masih berdiam memperhatikannya.
Keduanya membisu. Bli Made menunduk sambil membenahi kancing bajunya yang sebetulnya dalam kondisi baik-baik saja. Tak ada jawaban apa pun.
Meski penampilannya sudah sangat islami namun tidak sedikitpun Alice merasa gengsi atau pun canggung untuk memulai sesuatu yang nyaris jarang dilakukan oleh perempuan di sini.
Pertaruhan yang sungguh luar biasa ketika dengan penuh kebebasan seorang muslimah yang notabene perempuan memulai lebih dulu mengungkapkan isi hatinya tanpa merasa malu.
Tidak ada yang salah memang, namun bagi perempuan Indonesia dengan budaya timurnya cenderung ewuh pakewuh dan merasa tabu saja melakukannya.
Alice dalam pengaruh pola pandang dan budaya luarnya cenderung terbuka, berani, merdeka dan tanpa basa basi dalam mengungkapkan perasaannya, sedikit frontal namun realistis.
Tidak ada dalam kamus hidupnya menyimpan rapat-rapat apa yang menjadi kegelisahannya, memendam rasa lalu sakit hati sendiri.
"Eid days is an achievement that has led us to victory after passing tests and challenges for a whole month. Whatever we encounter throughout the day is God's way of giving love. Keep doing your best. Happy Eid Al-Fitr to you!."
(Hari raya adalah pencapaian yang telah membawa kita kepada kemenangan setelah melewati ujian dan tantangan selama satu bulan penuh. Apapun yang kita temui sepanjang hari ini adalah cara tuhan memberikan cintanya. Teruslah melakukan yang terbaik. Selamat Hari Raya IdulFitri untukmu!), ujar Bli Made.
"Aamiiin...Thanks U, Bli Handsome," (Terima kasih Bli ganteng), balas.Alice.
*****
Meme tersenyum lalu berdiri mendekat di antara keduanya. Bli Made seperti mendapatkan energi baru.
Di depan Meme, masih dalam kondisi berdiri, sebelum keduanya berjalan beriringan menuju kamar kost Alice
"Are you serious about what you just revealed?"
(Alice, Kamu serius dengan apa yang baru saja kau ungkapkan?).
"Bismillah. If you want to take care of me, then guide me to the right path and are willing to age together, live in the pleasure of God, why do you still doubt?"
(Bismillah. Jika kamu mau menjagaku, lalu menuntunku ke jalan yang benar dan bersedia menua bersama, hidup dalam keridaan tuhan, mengapa kamu masih ragu).
Bli Made hanya menganggukkan kepala lalu mengiringi Alice yang meninggalkannya. Tatapannya penuh binar, sebagaimana cerahnya langit Nusa Penida pagi ini. Bismillah cinta, jika ini jalanmu, mengapa harus bimbang.
Bersambung.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita yang keren
Terima kasih bu
Yessss tembakan Alice disambut hangat oleh bli Made
Ya mbak
Keren Pak ...Cerpen yg sangat menarik ...sukses selalu Pak ... Baarokallah .
Terima kasih bunda...aamiin
Cinta datang tanpa memilih. Mingkin bagi Alice menyatakan perasaan lebih baik dari apda memendam dan menyesal akhirnya. Keren. Sukses selalu untuk Bapak
Ya bu...doa yang sama....aamiin