Pelangi Sunyi di Nusa Penida (Episode 27. Mengurai Ambigu)
Malam tersaji dengan lelah, gemintang terlihat enggan memunculkan diri. Semburat rembulan yang menampakkan diri tadi sore, diyakini serius untuk mempercantik bumantara nyatanya hanya bersembunyi di balik gemericik hujan yang turun sepanjang malam. Dingin justru hanya datang menguliti tubuh.
Tetesan demi tetesan air nadanya seirama dengan degupan jantung Bli Made yang berdetak tak beraturan. Mas Bagas dan Ni Luh Putu sudah berisitrahat di kamarnya, begitu juga Meme.
Sambil terus menatap langit-langit kamar, Bli Made dibuat sulit memejamkan mata. Setelah dicecar dengan pertanyaaan sulit oleh Kakaknya Ni Luh Putu yang penasaran dengan gerak-gerik adiknya yang tidak biasa selepas maghrib tadi, obrolan itu menyisakan berjuta tanda tanya. Bagaimana mungkin kakak yang diharapkan menjadi pendukungnya untuk segera mengakhiri masa lajangnya justru seperti membuka jalan ragu. Obrolan yang kian berulang-ulang terngiang.
Bli Made memang belum sempat mengulas balik apa yang sudah diketahuinya tentang Alice dan seabrek masa lalu yang cenderung carut marut dengan Meme, namun bisa jadi Ni Luh Putu sudah menyampaikannya lebih dahulu. Keraguan untuk membuka tabir itu dengan Meme malah menyurutkan langkahnya untuk lebih terbuka.
Tadinya dia hanya akan memendam untuk tak terlalu mempersoalkan namun setelah melihat ekspresi dari kakaknya justru menjadikan langkah berputar seratus delapan puluh derajat. Rencananya besok selepas Meme ibadah pagi, dia akan mengadukan semuanya sehingga bisa membuat plong apa yang sedang berperang menjadi konflik dalam sanubarinya.
Sambil menarik nafas panjang, Bli Made memainkan kakinya, namun gerakannya terlalu kuat sehingga tak sadar menyenggol buku yang dia letakkan di atas meja di depan tempat tidurnya. Bunyi benda yang jatuh terdengar hingga keluar, reflek membuat Meme yang ternyata masih duduk di luar membuka suara menanyakan apa yang terjadi. Rupanya Meme juga tidak bisa tidur
Bli Made membuka daun pintu kamarnya dan memergoki Meme yang sedang duduk. “Tidak lazim, Meme akan tidur selarut ini, jika tidak ada hal ihwal yang melatarbelakanginya.” Batin Bli Made.
Meme menarik kursi kosong, bahasa isyarat mempersilahkan Bli Made untuk mendekat. Sambil merapikan baju yang kusut, Bli Made segera duduk di samping Meme. Bersikap wajar tanpa membuka kata sepatah pun. Meme pun juga senada, beliau berdiri menyibukkan diri lalu membuatkan kopi hangat untuk Bli Made. Meletakkannya di hadapan Bli Made dan mempersilahkannya minum.
Benarlah, seorang Ibu kehadirannya selalu menenangkan. Meme tidak serta merta membahas apa yang mengganjal pikirannya, sengaja memberikan ruang tenang bagi Bli Made. Sambil menyeruput seduhan yang menggoda hidung itu Bli Made tak memperdulikan Meme yang terus memperhatikannya. Sesapan hangat yang mengaliri tubuhnya menggelora, sampai akhirnya Meme menumpahkan apa yang sudah disampaikan oleh kakaknya.
Menyimak penuturan itu, Bli Made masih menanggapi semua keingintahuan itu bukanlah upaya untuk menggoyahkan keteguhannya namun lebih kepada sikap kehati-hatian karena khawatir akan terjadi penyesalan di kemudian hari. Jika pun ternyata Meme seperti mulai terpengaruh kakaknya Ni luh Putu, akan ada masa baginya untuk membuktikannya.
Malam mulai keletihan membawa obrolan Bli Made dan Meme tak berakhir tuntas, satu sisi Meme adalah Ibu yang berhak atas anak lelakinya, sisi lain Alice adalah gempita yang akan membawanya pada niat baik untuk menggenapkan dien. Berada pada posisi harus berdiri di mana?
Bersambung....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Pak. Salam literasi
Terima kasih pak..salam
Selalu indah mempesona jalinan kisah yang terangkai dalam cerita yang seakan nyata
Langkah yg baik Bli Made tuk lebih berhati2 dalm bertindak n berujar...cerita yg keren Pak Dino...sukses sll nggih
Ya bun...aamiin
Keren Pak. ...cerpen yg menawan ...indah penuh hikmah ... Sukses selalu Pak ...baarokallah.
Terima kasih bunda...aamiin