Radinopianto

Alam ini seolah miniatur kehidupan masa depan, yang tak cukup dengan diam atau duduk santai sambil menyeruput kopi, Hidup ini bukan mimpi. Takkan sampai jika ta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pelangi Sunyi di Nusa Penida (Episode 29.  Wasangka)

Pelangi Sunyi di Nusa Penida (Episode 29. Wasangka)

“Napi sane kekaryanin?” (Apa yang kamu lakukan?” cukup tegas kalimat yang meluncur dari bibir Ni Luh Putu.

Dalam kondisi tidak nyaman, Bli Made berupaya menetralisir suasana. Binar membulat dari pancaran bola mata Ni Luh Putu terasa menikam hingga menerobos jauh ke dalam renung hati menimbulkan rasa yang tidak tenang.

Ada kemarahan yang membadai dari kilatan itu, cenderung memberikan penafsiran buruk, saat gerakan reflek tak terduga tangan Bli Made tertangkap pandangan. Wasangka yang harusnya tak perlu ada, mengundang bahasa tubuh kakaknya yang mengirimkan pesan menunggu penjelasan.

Sempat Bli Made hendak membuka mulut namun membaca gelagat kakaknya, demi menghindari perdebatan yang tidak penting di depan banyak orang, dia mengurungkannya. Bli Made memilih menahan diri dan cenderung menunggu waktu yang tepat, karena apa pun yang disampaikan, dalam kondisi emosi dan salah duga, tidak akan banyak membantu.

Beberapa waktu selajur didominasi oleh keheningan mendadak, namun kehadiran dokter Agung hampir bersamaan dengan kedatangan Ni Luh Putu menjadi ice breaker mencairkan suasana yang terlanjur horor. Kesempatan yang tidak disia-siakan oleh Bli Made untuk memanfaatkan momen.

“Silahkan Pak Dokter, Meme di dalam,”, Dokter mengikuti gerak langkah Bli Made masuk melewati pintu utama, sementara Ni Luh Putu terbengong bingung. Kali ini dia tidak lagi memikirkan apa yang tadi dilihatnya, namun lebih fokus mengapa dokter tiba-tiba datang.

Seperti bisa membaca apa yang dipikirkan kakaknya. “Meme jatuh pingsan, tadi saya menghubungi kakak tapi ternyata androidnya ketinggalan, baru saja Alice mau menyusul, kakak sudah pulang.” Bli Made nyerocos memberikan penjelasan, mengubah raut Ni Luh Putu menjadi gusar. Tangannya menarik bahu suaminya lalu memberikan barang belanjaan, kresek hitam berpindah tangan. Mas Bagas bersegera meletakkannya ke dapur. Dokter, Nih Luh Putu dan Bli Made mendekat ke dipan Meme.

Alice masih terbawa suasana, mematung dan membiarkan tangannya menjuntai seperti kebingungan salah tingkah. Tidak berani masuk dan hanya berdiam di luar menunggu.

Sebelum membuka tirai penutup, sambil mendorong pelan daun pintu, Ni luh Putu sedikit mendelik mendaratkan pandangannya ke Alice, tak berlangsung lama lalu membungkam diam dan duduk di dekat kaki Meme. Wajahnya cemas, namun belum berani untuk bertanya banyak dengan adiknya. Mas Bagas sudah berdiri tidak jauh dari Alice.

Dokter Agung gerak cepat melakukan pertolongan, memakai stetoskop dan menggerak-gerakkannya di dada meme. Berapa kali kelopak mata Meme disenter, terlihat Dokter Agung melihat seksama.

Dengan harap-harap cemas “Bagaimana, pak dokter?” tanya Bli Made.

Dokter tersenyum, sebelah tangannya memegang bahu Bli Made, beliau menyatakan bahwa Meme hanya kelelahan dan butuh istirahat saja. “Obatnya jangan lupa dimakan setelah Ibu siuman ya.” Sambil mengemasi tas medisnya.

“Lho, kok buru-buru. Tidak minum dulu pak,” Ni Luh Putu menyela melihat pak dokter bersiap untuk pulang. “Saya masih ada pasien, Mbak. Lain kali ya.” jawabnya dengan logat jawa yang medok. Bli Made bangkit dari duduknya lalu keluar kamar melepas kepulangan pak dokter, yang juga kemudian diikuti dengan pamitnya Alice ke kamar kostnya.

Bli Made menatap dengan pandangan merasa bersalah. Alice mempercepat langkahnya, tanpa menoleh lalu kemudian menghilang. Niat baik yang justru dimaknai berbeda menjadikan Alice tertuduh sebagai biang

Ni Luh Putu menyusul Bli Made. Sedikit terbungkuk Bli Made telah sibuk mengepel teras. Menyadari kakaknya memperhatikan, tanpa diminta dia kemudian bersuara, “Bekas hujan tadi malam licin sekali, untung saja tapi Alice tidak terpental.”

Ni Luh Putu tidak menanggapi sama sekali. Sikapnya dingin, lalu meninggalkan adiknya masuk ke kamar.

Bersambung....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kasihan Alice, semoga Ni Luh mau meminta maaf atas kesalahpahamannya.

13:33
Balas

Semoga membaik

14:13

Duh ya kasian Alice jadi tertuduh padahal niatnya baik

13:17
Balas

Ya mbak..salah duga

14:14

Prasangka membuat rusak suasana

29 May
Balas

Ya betul bu

30 May

Semoga alice baik2 saja.. Kasihan, Ku bacanya lompat2 nih,.next

29 May
Balas

Seniga bu...aamiin

30 May



search

New Post