Radinopianto

Alam ini seolah miniatur kehidupan masa depan, yang tak cukup dengan diam atau duduk santai sambil menyeruput kopi, Hidup ini bukan mimpi. Takkan sampai jika ta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pelangi Sunyi di Nusa Penida (Episode 39.  Kegamangan Alice)

Pelangi Sunyi di Nusa Penida (Episode 39. Kegamangan Alice)

Bli Made terpegun, begitu juga dengan Alice yang tak cukup mampu menguasai diri. Dalam waktu yang intervalnya tak terlalu berjarak, beberapa kali gawainya berdering, namun seiring itu juga berulang kali tangannya menekan tombol merah untuk reject.

Dari gesturnya yang kelihatan salah tingkah, gelagapan dan kelesah lopak-lapik dapat dipastikan ada sesuatu yang disembunyikannya. Paling tidak ada percakapan penting yang dianggap Alice sifatnya sensitif dan tak pantas didengar oleh Bli Made.

Dalam keseharian, kesopanan dan penghormatan terhadap orang lain menjadi pilihan sikap yang dijunjung tinggi di negaranya, apatah lagi sampai kepo mencampuri urusan yang cenderung tidak semenggah dan terkesan saru.

Membicarakan penghasilan, usia, keyakinan, body shaming dan urusan politik menjadi obrolan tak patut, mereka lebih memilih menghabiskan waktu membaca buku dari pada bergunjing, namun meski begitu dengan gaya bahasa keluarga dan orang dekat yang cenderung terbuka tanpa tedeng aling-aling diyakini Alice sebagai ungkapan luar biasa yang akan berimplikasi negatif, meskipun faktanya lebih fair dan apa adanya.

‘Is there any other choice besides go back?’ (Adakah pilihan lain selain pulang?) ujar Bli Made. Alice mengusap-usap mukanya dengan kedua telapak tangannya. “I have spoken any things to give him confidence,” (Saya sudah berbicara banyak hal untuk memberikan keyakinan kepadanya).

“and so....like swallowing a rubber wheel.” ( namun....seperti roda ban karet), lanjut Alice.

Sambil memukul-mukulkan jemari telunjuk di bibirnya sendiri, Bli Made berupaya memikirkan solusi lain, namun penjelasan Alice menjadi harga mati bahwa menurut pamannya, untuk sebuah keputusan yang sifatnya esensi tak cukup baginya untuk memikirkan sendiri, Alice harus pulang.

“I can’t force it. All the best decisions are in u’re hands.” (saya tidak bisa memaksa, semua keputusan terbaik ada ditanganmu). “for how long?” (untuk berapa lama?).

Alice tak membuka mulut, tertegun diam. Sisi lain dari hubungan ini yang sebetulnya sudah lama sekali membayangi awan pekat pikiran Bli Made dan selalu ditepisnya adalah ketika kemudian orang terdekat Alice, katakanlah wali mengharapkan Alice untuk lebih dulu pulang, dan kenyataannya ini terjadi.

“Do U mind, Bli?” (Apakah kamu keberatan, Bli?” “or want to join the meet with my uncle?” (atau mau ikut serta bertemu dengan pamanku?”

“This is something important and i caan’t just let go without permission with Meme.” (Ini sesuatu yang penting dan saya tidak bisa lepas dari izin Meme).

“Its just that I think this is a family discuss that I don’t must to know more.” (Hanya saja saya rasa ini obrolan keluarga yang saya tidak perlu tahu lebih jauh).

Androidnya kembali berbunyi, tanpa menjauh kali ini coba diterima oleh Alice. Alice membiarkan panggilan itu terdengar loudspeaker. Bli Made tak bersuara dan hanya menunggu di sampingnya. Alice mulai terlibat percakapan “Ya.....I”ll be home soon,”(Ya, saya akan pulang segera).

“ I will take him to meet uncle,” (Saya akan mengajaknya menemui Paman)

“No...No, U go home alone.”(Tidak....tidak, kamu pulang sendiri) terdengar jawaban pamannya tegas.

Sontak Alice dibuat ngangap, sambil melirik Bli Made yang sedikit memerah. Obrolan langsung secara virtual yang tidak diketahui pamannya bahwa ada Bli Made di sana yang ikut menyimak.

Sebagai orang timur yang dengan alam ewuh pakewuhnya lebih banyak mengekspresikan ungkapan dengan lebih sungkan dan segan, di atas rasa takut akan menorehkan luka tentu Bli Made sedikit paham, tergambar jelas dari intonasi dan pemilihan bahasa pamannya Alice, ada sesuatu yang menyisakan tanya.

Bli Made pamit pulang, langkah kakinya ragu-ragu. Alice melepasnya dengan perasaan yang gamang.

Bersambung......

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Pak. Salam literasi

07 Jun
Balas

Terima kasih pak .salam.

07 Jun

Menarik ceritanya Bapak. Semoga sehat dan selamat ber SKSS

07 Jun
Balas

Terima kasih bu..aamiin

07 Jun

Cerita yang menarik dan selalu ditunggu kisah selanjutnya. Salam sehat dan sukses Pak.

07 Jun
Balas

Ya bu..terima kasih

07 Jun

Manusia hanya bisa berharap, semoga Alice dan Bli Made menemukan jalan yang terbaik, aamiin

07 Jun
Balas

Semoga bu...aamiin

07 Jun



search

New Post