Dari Webinar Gurusiana 365 seri VI semalam, pertanyaan personal branding memancing jemari untuk mengulik kisah ini.

*Personal* kaitannya dengan diri pribadi, *branding* berhubungan dengan upaya memperkenalkan produk hingga diakui.

Intinya semacam membangun persepsi orang tentang diri kita, berupa kemampuan atau juga kepribadian, sehingga mengemuka sebagai stimulus positif.

Pandangan diri secara visual, entah itu cara ngomong, cara berpakaian, cara berlenggak-lenggok serta hal yang kasat mata dilihat disebut *personal image*,

sedangkan proyeksi terhadap kelebihan atau bagaimana Anda dikenal inilah yang disebut dengan personal branding.

Membangun personal branding di dunia literasi, lebih dekat dengan genre, spesial keahlian kita dan orang akan menyebutnya sebagai passion.

Dari berselancar tipis-tipis pada E-Jurnal Peter Montoya, ada banyak konsep membangun personal branding, namun saya lebih tertarik dengan sudut pandang keteguhan.

Faktanya apa pun itu butuh waktu untuk bertumbuh dan orang yang ingin memetik bintang di langit, harus bisa menghargai indahnya proses.

Sejatinya membangun personal branding literasi ini similar dengan menciptakan pencitraan akan diri Anda, ke arah mana genrenya, dasarnya adalah konsistensi.

Setiap saat *Selalu pengaruhi pikiran orang* dengan nenyuguhkan kisah yang kian membuat orang akan mudah mengingatnya.

Ilustrasinya, ketika orang menyebut satu "klue," Cerpen realistis, cerpen romantis atau cerpen misteri misalnya maka seketika yang melekat dalam pikiran adalah bayangan tentang Anda.

Alhasil, bagaimana preferensi orang ketika menilai bahkan mencitrakan Anda, seperti itulah tolok ukur keberhasilan Anda membangun personal branding.

Saya mah yang receh ajalah, cukup personal image sajalah..

Mau dikenal sebagai orang baik atau sebagai orang ganteng?

Ini pilihan yang begitu sulit bagi saya... 😀🤣

(Rumah Cinta, 1 Oktober 2023).