Radinopianto

Alam ini seolah miniatur kehidupan masa depan, yang tak cukup dengan diam atau duduk santai sambil menyeruput kopi, Hidup ini bukan mimpi. Takkan sampai jika ta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pisang Rebus

Pisang Rebus

Jangan datang atau titip salam, serasa ngepas banget nih lagu dengan kondisi perminyak-gorengan yang telah membuat dapur menjadi terusik.

Di mana-mana obrolan minyak goreng, dengan aneka ragam cerita. "Trending topic banget nih barang!" padahal selama ini hanya penghuni dapur yang gak begitu ngetop.

Kenyataan yang jangan sampai membuat iri penghuni dapur lainnya untuk ikutan latah sim salabim abrakadabra menghilang.

Benarlah, laju keusangan dan kelajuan itu bergerak dengan sangat cepat. Ada kalanya sesuatu yang dulu dielu-elukan tiba-tiba menjadi barang usang yang tak begitu diperlukan lagi tergantikan oleh kemajuan zaman, begitu juga sebaliknya sesuatu yang kemaren tak begitu tinggi nilai ekonomisnya kemudian seiring waktu menjadi bahan yang diuber-uber.

Pokoknya, setelah ramai dengan masker, lalu sukses dengan Aglonema yang sempat meroket dan perlahan mulai menyingkir, sempat juga warna lain cerita tentang susu beruang, akhirnya hari ini dengan tak diduga lagi-lagi wilayah domestik diramaikan dengan sebuah surprise dari minyak goreng yang mulai unjuk gigi ke hadapan publik

Ah...opo meneh kuiiii...

Di saat mbak Markonah mulai menanjak angkanya, di waktu yang sama minyak goreng menjadi barang ajaib yang diburu.

Tentu kesamaan momen ini mungkin sekadar kebetulan saja, akan tetapi kesamaan potensi, keduanya sama-sama mengkuatirkan.

Lebih dekat, back to basic...kenyataan yang kemudian berpengaruh sangat nyata terhadap harga lain yang konon menurut penuturan penjual gorengan, dan warung-warung yang menyajikan tahu tempe, apa pun itu prosesnya membutuhkan minyak goreng.

Terus harganya ikutan naik? enggak, hanya penyesuaian saja...apiiiiik, alusss pisaaaaaaaaan.

Oh my god....piye iki jal?

Bagaimana tidak, setelah sempat datang angin segar melalui aturan subsidi melalui Permendag 01 dan 03 itu di mana terjadi penggunaan anggaran BPDPKS

(Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) pada periode 4-18 Januari 2022 dan 19-31 Januari 2022 yang angkanya banyak bingit itu,

Kabar sedapnya direncanakan untuk enam bulan ke depan, alhasil senyum ini mengatup kembali semenjak terhitung 26 Januari 2022, melalui Permendag Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi, di dalamnya, pasal 13 mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi.

Kecewa? Bukankah aturan dibuat untuk ditaati, artinya sebagai rakyat yang baik tentu hanya bisa berucap "Okelah....nrimo ae lah."

Lalu dalam pada itu...Jujur saja ku tak mampu...hehehe...sesaat sempat tercenung membaca konsiderans aturan anyar onooo.....

Diawali dengan kata menimbang yang menurut saya tertulis dengan sangat mulia niatnya

"bahwa untuk menjaga stabilitas dan kepastian harga minyak goreng sawit, serta keterjangkauan harga minyak

goreng sawit di tingkat konsumen, perlu menetapkan harga eceran tertinggi minyak goreng sawit,"

Kalimat yang membuat bulu kuduk merinding dan bak angin segar sempat berlabuh di hati semacam "big hug," kehadiran pemerintah di tengah kegalauan banyak emak-emak,

Namun sayangnya, reaksi pasar belum merespon dengan sangat bijak.

Lonjakan harga yang meleset bak panah asmara, hehe..liar dan tak terkendali, ironinya belakangan turut menyokong inflasi.

Siapa yang paling terpukul dan tak bisa pulang ke rumah karena minyak goreng?

Bapak-bapak...!

lha, bukannya yang ngantri itu emak-emaknya?

Mbuh..yang ngantar ke sana kemari dan yang mendengar cericit cucak rowo itu dari pagi buta, siang bolong dan malam menjelang tidur hingga habis baterai itu, tak lain dan tak bukan adalah bapak-bapak....hihihihi.

Fenomena tak tersorot kamera yang lengkapnya ada di mana-mana. Sesungguhnya yang ikutan bertebaran di muka bumi mencari harta karun itu justru lebih banyak di dominasi oleh kaum Adam, siaga satu yang tak tega melihat isterinya meringis....haha

Lebih jauh lagi, realitanya kenyataan yang menjadi peristiwa penting di arena rumah tangga, memang

telah mengubah menu dengan sangat fantastis.

Yah...semua sajian dipantas-pantasin maksudnya....haha

Masa sih? Tidak percaya gitu? Nih makan pisang rebus..wkwkwkwk.

Curhat pagi, semoga disikapi dengan bijak.

(Rumah Cinta, 23 Februari 2022).

54
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah ... ulasan unik, keren galau bercampur kekonyolan dalam cerita sangat menghibur, salam sukses mas Dino

23 Feb
Balas

Hehehe...iya bu...hiburan aja

23 Feb

Keren ulasannya pak. Hehehe hanya di +62

23 Feb
Balas

Hahaha..betul

23 Feb

Tulisan yg unik, inspiratif dan kreatif

26 Feb
Balas

Hemmmm si babang lagi curhat dooooong, hehehe

23 Feb
Balas

Minyak goreng oh minyak goreng. Pamormu melejit kalahkan berita artis. Hedeh. Tapi pilihan sehat lebih bagus dengan merebus.

23 Feb
Balas

Lebih hemat di makan mentah..haha

23 Feb

Enak pisang rebusnya nya pakek, dari pada digoreng tanpa minyak

23 Feb
Balas

Betul bu.. Haha

23 Feb

Katanya ulah mafia. Selalu mafia tapi tak pernah tuntas diberantas. Keren ulasannya. Salam sehat dan sukses selalu Pak.

23 Feb
Balas



search

New Post