Selamat Pagi Pejuang Receh
Dunia terbelah dua.
Di dalam sana. Di hunian nyaman, tawa canda terdengar renyah. Sesuatu yang dinamakan me time sedang dilakoni, lalu tiap menit terasa begitu berarti untuk dimanfaatkan dengan sangat optimal rehat setelah "mungkin," satu pekan berkutat dengan seabrek aktivitas.
Hari libur dan tanggal merah menjadi waktu bagi banyak orang memanjakan dirinya untuk berhenti melakukan aktivitas "mencari sesuap nasi dan sebongkah berliannya."
Tubuh tentu punya hak untuk menikmati semua jerih payah dan itu sangat manusiawi.
Belahan dunia yang lain.
Sepasang kaki legam dan tubuh penuh keringat sedang mengayuh tanjakan, menahan lelah dan teriknya panas.
Duduk terpekur di hadapan dagangan sambil memicingkan mata. Berputih matanya dengan banyak harap.
Terlihat beberapa orang yang mengorek-orek kotak sampah dengan besi yang berujung lancip, menutup hidungnya, entah karena sedang melindungi diri dari aroma tak sedap dan debu yang beterbangan atau hanya sekadar kamuflase karena takut dikenali banyak orang.
Hiruk-pikuk memang terlihat bergeliat di jalanan yang panas dari balik kamar orang-orang yang sedang menikmati dunianya dengan me timenya.
Hidup memang belum memberikan pilihan yang nyaman bagi beberapa lini, menjadi lembaran episode tak tersorot kamera yang tak kenyang dengan sekadar ucapan empati atau kebijakan pencitraan yang esensinya tak sampai menyentuh sasaran.
Berdiri menatap langit tanpa ekspektasi apa pun.
Di antara rumah sewaan yang belum dibayar, beban hidup yang makin meningkat dari hari ke hari, tagihan listrik yang masih saja tertunda menumpuk dari bulan ke bulan ataupun bunyi nyanyian cacing yang terus menuntut haknya untuk diisi, yang kesemuanya ini tak satu pun bisa ditunda untuk dibayar.
Sebuah catatan dari begitu banyaknya kenyataan mencengangkan mata, sisi lain berlikunya realita yang cenderung belum terselesaikan.
Selamat pagi pejuang receh, teruslah menaikkan asa di tengah centang-perenangnya garis nasib. Ada yang akan memenuhi ikhtiarmu, bukan tuan, tapi Tuhan.
(Rumah Cinta, 13 Februari 2022).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Informatif
Sedih melihat kondisi mereka sipejuang receh, dari melihat sisi kehidupan mereka kita jadi sadar dan banyak bersyukur atas nikmat hidup yang diberikan oleh Allah kepada kita saat ini.
Iya mbak...
Inspiratif, salam sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta, Bapak
Terima kasih aprrsiasinya bu...aamiin
Menyentuh sekali..kapankah mereka punya "me time", sementara di sudut sana orang menghamburkan uangnya menikmati hidangan ratusan ribu dan pamer setiap waktu. Semoga kita tetap punya empati pada sesama. Salam sukses selalu buat pak Radino
Iya bu....aamiin ya Allah
berdoalah ketika menemui mereka, doakan mereka dlm pandanganmu...tak terdengar olehnya tapi tembus ke langit..