Balla Lompoa (T.48)
Puas berkeliling di Benteng Rotterdam, rombongan study lapangan lanjut ke destinasi berikutnya yaitu Balla Lompoa. Tempat ini berada di wilayah Kabupaten Gowa yang bertetangga dengan Kota Makassar.
Perjalanan dari Benteng Rotterdam menuju Balla Lompoa memakan waktu sekitar 60 menit. Perjalanan ini melewati beberapa jalan protokol yaitu jalan Riburane, jalan Kumala, jalan Sultan Alaudin hingga menuju pusat Ibu kota Kabupaten Gowa, yaitu Sungguminasa.
Pukul 12.30 kami tiba di lokasi. Sebelum memasuki area museum Balla Lompoa, peserta Studi Lapangan melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.
Setelah itu, mereka dikumpul didalam bangunan Balla Lompoa untuk mendengarkan sejarah dan hal-hal yang berkaitan dengan Museum Balla Lompoa
Balla Lompoa berasal dari kata Balla yang berarti rumah dan Lompoa yang berarti besar. Balla Lompoa secara harfiah berarti rumah besar atau rumah kebesaran yang dihuni oleh raja. Balla Lompoa berada di tengah Kota Sungguminasa Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Jalan Sultan Hasanuddin No 48. Lokasi itu merupakan situs budaya dalam sebuah komplek yang luasnya sekitar tiga hektar.. Bangunan ini menyerupai rumah adat masyarakat Gowa yang berasal dari etnis Makassar.
Balla Lompoa dibangun pada tahun 1906 oleh Raja Gowa XXXV, I mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bontonompo yang bergelar Sultan Muhammad Tahir Mulibuddin. Fungsi istana sebagai tempat kediaman dan pertamuan adat kerajaan Gowa. Setelah Raja Gowa XXXV mangkat pada 5 April 1946, istana ditempati oleh Raja Gowa XXXVI, Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng Laloang.
Dari sumber Wikipedia, diuraikan isi dari Balla Lompoa adalah koleksi sejarah, etnografi, numismatik, dan heraldik. Koleksi histori terdiri dari seperangkat alat-alat kerajaan seperti:
*Salokoa mahkota yang terbuat dari bahan emas murni, beratnya 1766 gram. Salokoa adalah wujud kebesaran Raja Gowa yang dipakai pada upacara pelantikan atau penobatan Raja.
*Ponto janga-jangaya: gelang tangan dari bahan emas berbentuk naga yang melingkar dengan dua kepala yang mulutnya terbuka. Gelang ini merupakan tanda kebesaran Raja Gowa yang digunakan pada upacara pelantikan/penobatan Raja Gowa.
*Kotara, yaitu rantai emas panjang seberat 270 gram. Merupakan tanda kebesaran Raja yang bernama I Tani Samang.
Semua barang tersebut tersimpan dan terawat dalam bangunan Balla Lompoa.
Bahkan, di bawah bangunan terdapat kereta kuda atau delman yang bisa dipakai untuk berfoto-foto sebagai kenangan bahwa pernah berkunjung ditempat ini.
Setelah itu, Kami lanjut ke Makam Raja-raja
(Ini next ya!)



Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar