Rahmaizar Aljaswan

Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Tetaplah semangat.....

Selengkapnya
Navigasi Web
JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKA

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKA

Oleh: Rahmaizar, S.Pd

Calon Guru Penggerak Angkatan 6 SMP N 6 Pulau Punjung

.

AssalamualaIkum wr wb.

Salam Guru Penggerak…..

.

Refleksi dwi mingguan kali ini saya akan menuliskan jurnal dengan model 4F.

4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan disesuaikan dengan yang sedang terjadi pada saat penulisan jurnal.

.

4 Februari 2023

Awal Februari, tepatnya tanggal 1 Februari 2023 kegiatan Pendidikan Calon Guru Penggerak kembali dimulai. Untuk CGP Angkatan 6 dilanjutkan pada modul 3.1. Kegiatan pertama tentu saja dimulai dengan pre test. Ketika menjawab butir-butir soal, saya sedikit sulit memilih jawaban yang paling tepat. Banyak study kasus diberikannya. Karena saya memang belum membaca modul, sehingga agak kesulitan juga dalam menjawabnya. Setelah pretest saya lanjut memahami alur ‘mulai dari diri’ . Judul Modul 3.1 ‘Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin.’ Pada alur mulai dari diri ini saya diminta merenungi bagaimana pengambilan keputusan yang pernah saya lakukan baik kepada siswa maupun teman sejawat atau lingkungan.

Memang selama ini saya sering mengalami dilema dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat. Saya sering ragu-ragu dan juga takut salah, sebab keputusan yang terbaik itu sering harus bertentangan dengan peraturan yang ada tetapi penting untuk orang lain. Ya, sulit memang, namun keputusan harus di ambil juga. Misalnya saja persoalan murid saya di sekolah. Murid saya itu sudah duduk di kelas IX. Mulai dari kelas VIII semester 2, dia tidak pernah datang tepat waktu, kadang pukul 8.00 wib, kadang 9.00 wib. Hampir setiap guru memproses masalahnya ini, pemanggilan orang tua juga sudah dilakukan. Kepala sekolah juga sudah mencoba memproses namun juga tak ada hasil. Dia berjanji tidak terlambat, tapi cuma tiga hari setelah itu terlambat lagi. Setiap sanksi yang diberikan atas keterlambatannya itu dilakukan dengan ikhlas karena dia memang salah. Tetapi dia tak juga berubah. Saya sudah belajar tentang segitiga restitusi juga sudah lansung merestitusinya. Perubahan hanya seminggu, setelah itu kembali dengan keterlambatannya. Alasan keterlambatannya hanya satu yaitu ‘malas’. Ada perasaan malas berangkat ke sekolah pagi hari. Sementara orang tuanya juga tak bisa memaksa agar berangkat ke sekolah lebih awal.

Sekarang dia sudah kelas IX semester2, kebiasaan terlambatnya itu sepertinya sudah hal yang biasa bagi guru dan teman-temannya, bila diabsen pagi sudah jelas tak akan pernah ada. Kata teman-temannya “ kalau jam segini Alfarizi tak bakalan ada, Bu. Nanti jam 9 pasti dia datang. Saya hanya bisa tersenyum menanggapi kalimat murid saya itu. Saya yang mengajar pagi di kelasnya memang bingung juga untuk mengambil tidakan apa terhadap Alfarizi. Dia rajin datang setiap hari, tugas selalu berusaha dibuat. Walau datang terlambat dia tetap PD menuju kelasnya menjalani sanksi kemudian kembali mengikuti pelajaran dengan tenang. Kepala Sekolah juga tidak sampai hati untuk mengeluarkannya dari sekolah. Keunikannya, setiap dimarahi dia selalu tersenyum manis dan tidak sekalipun mendongkol atau melawan kepada guru. Dia pasrah saja. Minggu kemarin saya mengatakan kepadanya saat dia minta izin masuk, “Besok kalau Alfarizi tak mau berubah, tak usah saja masuk sama ibu, ya.” Atas kepatuhannya, besoknya, memang dia tidak masuk kelas tetapi justru duduk di sebuah kedai dekat sekolah. Saya mendapat informasi dari teman sejawat yang kebetulan hari itu ada keperluan ke kedai. Ketika ditanya mengapa dia tak masuk kelas, dia menjawab “Tidak boleh masuk sama Bu Emma bila datang terlambat.” Saya benar-benar dongkol dan kesal sama Alfarizi. Keputusan apa yang mesti saya buat kepada Alfaizi sehubungan dengan mata pelajaran saya berkaitan dengan keterlambatannya setiap masuk? Sanksi apa yang mesti diberikan agar dia berubah.? Saya yang juga sebagai wakil kepsek di sekolah merasa gagal menerapkan disiplin. Bila di suruh pindah dia tidak mau, di suruh berhenti saja sekolah juga enggan dan saya tak mungkin mencabut haknya untuk belajar Saya larang masuk di jam juga tidak mungkin karena bila tidak ada nilainya saya juga yang disalahkan karena pada guru lain yang mengajar pagi dia juga seperti itu. Bila dibiarkan, terkesan sekolah lemah aturan, lemah disiplin. Akibatnya yang lain terkontaminasi.

Pada alur eksplorasi konsep di modul 3.1 ini, saya mempelajari bagaimana mengambil keputusan yang tepat terhadap suatu masalah. Di sini saya mengetahui adanya prinsip-prinsip pengambilan keputusan, ada empat paradikma dilema etika, dan juga tentang 9 konsep pengambilan keputusan. Materi ini benar-benar baru bagi saya. Kasus-kasus yang ditampilkan banyak yang dekat dengan kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah. Namun, saya belum memahami sepenuhnya materi itu karena alur pelajaran saya masih pada tahap eksplorasi konsep dan berdiskusi dengan teman sesama CGP.

Minggu depan saya sudah masuk ruang kolaborasi, saya berharap diskusi bersama fasilitator nantinya bisa membuat saya lebih paham bagaimana mengambil keputusan yang tepat dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari maupun di sekolah. Kemudian saya juga berharap pada alur elaborasi, berdiskusi dengan instruktur nantinya membuat materi ini makin terang seterang-terangnya sehingga saya tidak ragu lagi melakukan aksi nyata di sekolah dengan tepat dalam mengambil keputusan. Dan saya berharap nantinya bisa menjadi sosok yang bisa melahirkan keputusan-keputusan yang jitu dan cemerlang, sehingga menjadi tempat bertanya hendaknya bagi teman-teman di sekolah maupun di lingkungan saya.

Demikian refleksi saya pada modul 3.1 ini. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu'alaykum wr wb.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post