Rahmaizar Aljaswan

Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Tetaplah semangat.....

Selengkapnya
Navigasi Web
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

OLEH : RAHMAIZAR, S.Pd (GURU SMPN 6 PULAU PUNJUNG)

CGP ANGKATAN 6 DHARMASRAYA

Pembelajaran Sosial dan emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat: Memahami, menghayati, dan mengelolah emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).

Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa kepiawaian murid dalam mengelolah emosi, dalam bersosialisasi dan berelasi maupun dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan lahiriah murid yang dimiliki dari lahir. Hal ini, terlihat dari murid di sekolah ada yang mampu menjadi ketua osis atau jabatan lain yang dituntut paiawai dalam mengelolah emosi maupun menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk kemajuan sekolah serta dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan sekolah.

Setelah mempelajarai mudul KSE saya paham dan menyadari, ternyata sesungguhnya keterampilan sosial emosional itu perlu dilatihkan kepada siswa agar sosial emosionalnya lebih matang dan menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Memang selama ini tanpa disadari saya telah melakukan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran di kelas, hal ini dapat dilihat ketika dalam kegiatan Apersepsi, saya sering bertanya pada siswa bagaimana kabarnya hari itu, dan bagaimana perasaannya dalam hari itu. Dan juga dalam mengaitkan materi yang akan saya berikan dengan materi yang sudah dimiliki oleh murid, itu sudah termasuk pembelajaran sosial dan emosional. Selain itu saat memberikan penyegaran pada murid melalui ice breaking untuk mengembalikan kesegaran kefokusan murid pada proses pembelajaran. Dan juga saat meminta murid berdiskusi dalam proses PBM yang mengasah kemampuan murid untuk melatih kesadaran sosialnya ataupun dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial di sekolah seperti melihat teman sakit dan lain-lain.

Bila dilihat dari isi modul, apa yang saya lakukan masih langkah awal dan masih perlu pendalaman, terutama masalah kesadaran diri baik untuk diri saya sendiri maupun siswa. Bila kesadaran diri ini sudah dimiliki seluruh warga sekolah maka akan tercapailah tujuan dari sekolah itu. Murid akan mudah mencapai titik kefokusan dalam belajar sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Guru dan PTK tentu juga dapat menunaikan tugas dengan baik dan lancar sehingga setiap tugas yang diemban dapat di selesaikan tepat waktu.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk menfasilitasi seluruh murid di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejateraan psikilogis [well-being], 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari antara lain; Pertama adalah konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang menggunakan pendekatan yang sistimatis yang menekankan kepada pentingnya menciptakan lingkungan yang tepat serta terkoordinasi untuk menciptakan pembelajaran akademik, sosial, dan emosional semua murid. PSE ini bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.Yang kedua adalah tentang pemahaman konsep kesadaran penuh (mindfulness). Konsep kesadaran penuh ini dapat dilakukan dengan Teknik STOP (Berhenti sejenak, ambil nafas dalam, amati sensasi pada tubuh, perasaan, pikiran dan lingkungan, selesaikan dan lanjutkan). Praktik kesadaran penuh ini memperkuat 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yang penerapannya mencakup ruang lingkup kelas, sekolah dan keluarga serta komunitas. Untuk PSE yang berkaitan dengan kelas dan sekolah dilakukan melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. Yang ketiga tentang kesejateraan psikologis [well-being] yaitu; Suatu kondisi individu yang memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan diri. Dengan memahami ketiga hal tersebut penerapan kompetensi social emosional baik pada siswa maupun pada guru dapat terlaksana dengan baik. Karena pembelajaran social emosional merupakan suatu system yang saling terkait.

Perubahan yang saya terapkan di kelas yaitu saya akan senantiasa mengimplementasikan PSE ini di kelas. Saya juga akan sesering mungkin membiasakan maindfullness ini di kelas setiap hari. Misalnya, pada setiap awal pembelajaran dengan mengenalkan emosi pada murid, dengan pembiasaan ini diharapkan murid dapat mengenali dirinya sehingga memiliki kesiapan dalam belajar.

Disamping itu juga menerapkan 5 KSE pada pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dengan melibatkan siswa dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan. Penerapan KSE ini akan saya integrasikan di setiap langkah pembelajaran, sehingga pembelajaran sosial dan emosional tergambar di seluruh rangkaian kegiatan.Dengan penerapan tersebut murid mencapai well-being sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. nftg

Perubahan yang saya terapkan pada teman sejawat yaitu memperkenalkan atau mensosialisasikan tentang pembelajaran sosial dan emosional, dan menyampaikan apa tujuan mengintegrasikan KSE pada pembelajaran. Langkah berikutnya saya berusaha memberikan motivasi kepada teman sejawat untuk mengaplikasikan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran. Dan yang terakhir saya dan rekan sejawat selalu belajar merefleksi kemampuan social emosional pribadi dan berkolaborasi untuk menciptakan struktur komunitas dalam penerapan pembelajaran social emosional, dengan menyamakan persepsi tentang kompetensi social emosional sehingga dapat tercipta lingkungan sekolah yang aman dan nyaman yaitu lingkungan yang membangun persepsi bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbedabeda dan perbedaan itu dapat saling melengkapi bukan menyaingi. Dengan penguatan KSE pendidik mampu menjadi teladan, berkolaborasi dan saling belajar sehingga mampu membantu murid menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya.

Pembelajaran Sosial Emosional tidak dapat berdiri sendiri sebab pembelajaran sosial emosional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat: a) Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri : kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan), Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri : kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi), Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial : kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda), Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi : kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.), Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab : kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok).

Pembelajaran sosial dan emosional dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kesadaran penuh (Mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang akan memunculkan perasaan tenang, stres berkurang, pikiran menjadi jernih, dan fokus serta menjadi semangat dalam belajar. Yang akan mewujudkan kesejahteraan psikologis atau well being.

Keterkaitan modul Pembelajaran Sosial Emosional dengan modul pembelajaran sebelumnya adalah: Pembelajaran social emosional merupakan langkah untuk mewujudkan well being sehingga pada komunitas sekolah akan terwujud sekolah yang nyaman, aman, dan akan tercapai kebahagiaan dan keselamatan anak setinggi-tingginya sesuai dengan yang diamanatkan KHD. Untuk mewujudkan pembelajaran social emosional peran guru sangat penting. Guru dapat menumbuhkan nilai dan perannya dalam mengelola kompetensi social dan emosi anak sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan berjalan seimbang. Dan Hal ini merupakan langkah untuk mewujudkan visi terciptanya profil pelajar pancasila melalui proses pembelajaran tentang kesadaran diri, managem diri, kesadaran social, kemampuan berelasi serta pengambilan keputusan bertanggung jawab. Pembelajaran social emosional pun dalam pelaksanaannya dapat mengontrol kita untuk menciptakan budaya positif di sekolah. PSE dapat menunjang pembelajaran yang berdiferensiasi yang mampu melayani berbagai perbedaan gaya belajar, kesiapan belajar serta minat anak dalam belajar.

Demikian Koneksi Antar Materi terkait dengan pembelajaran modul 2.2 program guru penggerak angkatan 5 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional, semoga kita sebagai guru dapat menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional di sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wih, mantap ulasannya, Bun. Makasih ilmunya ya.

28 Nov
Balas

makasih bunda, salam sehat selalu.

01 Dec



search

New Post