Setiap ada kegiaran, baik itu berbentuk workshop, diklat maupun webinar, peserta sebagai guru sangat berharap mendapatkan sertifikat. Terkadang ada yang bingung, mengapa demikian pentingnya sertifikat bagi peserta. Apakah sertifikat bisa di titip di bank sebagai jaminan untuk pinjaman sejumlah uang..? Tentu saja tidak. Lalu, mengapa begitu ngototnya para peserta untuk mendapatkan sertifikat itu. Bukan kah ilmu yang di dapat dari pelatihan jauh lebih penting?

Ilmu yang didapatkan dari sebuah pelatihan tentu saja sangat penting dan bermanfaat. Kalau tidak penting, mengapa seseorang mau meluangkan waktunya untuk kegiatan itu..? Tentu saja karena ingin menimbah ilmu dari para narasumber. Namun, adakalanya keaktifan dalam sebuah kegiatan perlu pembuktian yang otentik. Perlu pembuktian yang benar-benar nyata. Nah, pembuktian ini bisa dilihat dari sertifikat yang diperoleh saat mengikuti pelatihan. Sehingga dengan adanya bukti dari suatu kegiatan bisa menambah kridit point untuk kenaikan pangkat.

Kita tidak bisa berkoar-koar mengatakan “Saya sebagai guru aktif mengembangkan diri. Ikut pelatihan ini dan pelatihan iitu. Sehingga ilmu saya banyak dan saya tahu banyak hal karena seringnya belajar.” Pernyataan itu hanya membuat kita capek dan letih, sementara orang tidak akan pernah mengakuinya. Untuk siswa saja membuktikan dia berprestasi di suatu sekolah, saat ini juga butuh sertifikat. Dengan adanya sertifikat, mereka bisa bebas mendaftar ke sekolah di luar zonasinya dengan jalur prestasi.

Jadi, begitu pentingnya sertifikat bagi seseorang sebagai bukti keaktifannya dalam suatu kegiatan. Umpana sebuah pepatah “Sambil menyelam minum air.” Ilmu dapat, sertifikatpun dapat. Bagi guru, kridit point pengembangan diri pun bertambah. Naik pangkat pun lancar.

Dharmasraya, 03072022

#TagurHariKe184