Sebagai makhluk lemah, lemah zhahir dan terutama lemah bathin, acapkali jiwa ini masuk kedalam kesenangan sesaat mengikuti keinginan hawa nafsu membuat diri hina sehingga nikmat dari Allah semakin jauh doa-doa yang diucapkan pun tak memberi makna.

Masih ingatkah kita dengan flm Doa Yang Mengancam? Tayang pada tahun 2008 lalu, yang dibintangi oleh Iming dengan nama Madrim. MadrimMadrim adalah seorang sopir angkot di pasar induk merasa dirinya bernasib paling malang di dunia. la terlibat banyak hutang, ditinggal istri yang cantik, dan diusir dari rumah kontrakan. Ia pun curhat kepada Kadir. Kadir mengatakan semua itu terjadi karena Madrim tak pernah berdoa, dan menyarankan agar Madrim rajin sholat. Madrim mengikuti nasihat ini dan rajin sholat di mushola. Namun, nasibnya tak kunjung berubah.

Keputus asaan dari harapan terkabulnya doa dapat merubah karakter dan watak seseorang menjadi lebih berbahaya jika tidak memahami jalan taqdir. Orang yang menyadari dirinya berada di jalan maksiat dan sulit untuk berbelok dari jalan tersebut, walaupun telah melangitkan doa-doanya dengan rasa penyesalan dan mengakui kehinaan diri akibat dari maksiat tersebut.

Berulang dan terus berulang, sebanyak itu pula doa yang di langitkan mengakui dosa-dosa itu. Namun tetap doa belum menembus kemustajabannya sehingga doa belum lagi bermakna, dan jiwa tetap dalam Kerangkeng nafsu.

Menyadari diri dalam kerangkeng nafsu merupakan satu-satunya harapan yang masih tertinggal, dari sini tekad muncul untuk terus menanam sedikit demi sedikit harapan bahwa doa akan menyeruak ke tempat berlabuhnya.

Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang (QS. 12:53)

Sebagai manusia yang jahil sudah dipastikan bahwa kehidupan kita tidak terlepas dari bujukan dan rayuan manis hawa nafsu sehingga pintu-pintu langit tertutup untuk doa yang diharapkan. Semakin kita memperturutkan keinginan hawa nafsu, maka akan semakin tertutup rapat doa itu diijabah.

Banyak sekali penyebab kenapa doa-doa kita belum lagi menembus langit? Kesungguhan dalam memohon serta tekad meninggalkan yang menjadi penghalang doa belum sepenuhnya ditinggalkan, usaha untuk meninggalkan maksiat belum mencapai batas akhir dari usaha.

Jika masih dalam situasi seperti ini, berapapun banyaknya doa yang ucapkan tidak akan naik ke langit walaupun dengan linangan air mata darah sekalipun doa itu akan tetap di bumi, dia didengar namun diabaikan, doa yang membantu keras dan gersang dari air kehidupan yang mulia, karena kehinaan menyelimuti diri yang berdoa.

Rasulullah SAW adalah teladan dalam setiap aktifitas seorang muslim dalam bidang apapun untuk kehidupan dunia terutama untuk kehidupan setelah dunia ini, termasuk dalam hal berdoa, sebab doa merupakan bukti bahwa kita sebagai hamba adalah makhluk yang hina dan lemah yang selalu membutuhkan pertolongan dari Allah.

Rasulullah SAW adalah perantara doa yang paling mustajab, untuk itu jangan pernah tinggalkan wasilah dengan Rasulullah SAW di dalam setiap doa-doamu. Allah pasti mendengar rintihan dari doa kita dan melihat kehinaan diri disebabkan oleh dosa-dosa yang telah kita perbuat, Dia ingin kita terus merintih memohon ampunan-Nya.

Rasulullah SAW mengatakan "do'a adalah otaknya ibadah" Doa merupakan pengakuan atas kelemahan dan kehinaan diri, dan doa juga merupakan senjata tanpa alat bagi orang-orang beriman untuk menyelesaikan segala bentuk persoalan dan permasalahannya.

Allah pasti mengetahui segala kehinaan dan dosa-dosa yang telah kita lakukan pada-Nya, dan dengan maksiat yang telah kita lakukan sepanjang hidup ini, waktu yang diberikan juga dipergunakan untuk maksiat, rasanya tidak pantaslah diri ini mendapatkan ampunan dan rahmat-Nya.

Allah juga telah mengatakan "seandainya dosa-dosa hambaKu sebanyak pasir di lautan dan sebanyak dedaunan yang ada di hutan belantara, jika hambaKu memohon ampun kepada-Ku dengan sungguh-sungguh niscaya Aku akan mengampuninya", Inilah kasih sayang Allah kepada hambanya.

Allah Maha luas rahmat-Nya dibandingkan murka-Nya. Sekecil apapun usaha yang kita usahakan untuk keluar dari maksiat, Allah akan menilainya sebagai usaha yang kita lakukan untuk mendekat kepada-Nya, walaupun usaha itu terus gagal tapi tidak dalam ilmu Allah, tingkatkan kesabaran dan teruslah berusaha untuk keluar dari penjara nafsu. Allah pasti menolongmu dengan cara yang tidak kita duga (minhaisu Layah tasib).

Allah Maha Pengampun, mohonlah ampulah sebanyak-banyaknya kepada Allah, nyatakanlah kehinaan dirimu pada-Nya walaupun Dia sudah tahu dirimu memang hina yang tak pantas mendapatkan kemuliaan dari-Nya, namun pertolongan-Nya tidaklah bersyarat, layak atau tidak, hina atau mulia, kaya atau miskin. Jika Dia sudah berkendala maka (kun fayakun).

Allah memiliki sifat Maha berkehendak sentuhlah kehendak Allah dengan doa, Allah sebagai pencipta dan pengatur hidup kita Dia telah mempersiapkan yang terbaik untuk makhluk-Nya, dari sisi penciptaan atau saja sudah yang terbaik, apalagi untuk urusan nasib dan rezki, Allah pasti akan beri yang terbaik.

Allah telah memberikan ultimatum dalam firman-Nya (ud'unii astajiblakum) perintah untuk memintak atau berdo'a niscaya akan dikabulkan Allah, selama di dalam memintak tidak tergesa-gesa dan bersabar di atas permintaan tersebut. Selaraskan do'a dengan kehendak alam, maka alam akan membantu melangitkan do'a mu.