Rahmat Nurdin, M. Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kekuatan Rutinitas

Hidup adalah rutinitas, berulang dan akan terus berulang dilakukan oleh siapapun orangnya. Kebiasaan juga berawal dari rutinitas, kebiasaan juga sering disebut sebagai 'adat seseorang atau kelompok tertentu, namun pelaksanaan adat itu sendiri hanya pada waktu-waktu tertentu, adat juga lebih dekat dengan kesepakatan bersama.

Sementara rutinitas adalah kegiatan individu dan juga sekelompok orang. Rutinitas yang sudah biasa dilakukan akan memberikan dampak positif dan negatif bagi seseorang, jika kita melihat dan mencermati rutinitas harian, maka kita akan menemukan dia hal penting dari rutinitas itu.

Rutinitas positif akan memberikan sebuah kekuatan untuk menjadikan orang hidup lebih bermakna. Islam sebagai agama rahmatan lil'alamin, telah mengajarkan rutinitas wajib bagi setiap orang islam yaitu sholat lima waktu sehari semalam.

Sholat yang diperintahkan kepada orang islam bukan hanya sekedar rutinitas tanpa makna, rutinitas ini adalah sendi utama perjalanan hidup bahagia atau celakanya. Sebagai seorang muslim tentu sudah maklum dengan perintah sholat ini, lima kali perintah ini kita laksanakan sehari, pertanyaannya sudahkah kita merasakan kekuatan dari rutinitas ini?

Sholat sebagai rutinitas wajib memiliki kekuatan maha dahsyat jika dipahami lebih dalam lagi. Allah telah katakan melalui firma-Nya surat Al-Kabut ayat 45.

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Artinya: Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya' Ulumiddin menuliskan bahwa sholat harus dikerjakan sungguh-sungguh. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan Ibnu Majah dari Abu Ayyub, Rasulullah SAW bersabda: "Jika engkau mengerjakan sholat, maka sholatlah dengan sholat orang yang berpisah."

Maksudnya menurut imam Al-Ghazali adalah memerintahkan umat Islam agar ketika sholat melepaskan atau memisahkan hawa nafsunya. "Perpisahan dengan kesempatan hidupnya, dan perpisahan dengan seluruh yang dimilikinya,"

Orang yang sholat akan terhindar dari perbuatan yang tidak ada gunanya, orang yang benar-benar sholat tidak akan mudah tersinggung, tidak mudah marah, akan berhati-hati dalam berkata, dan yang paling dahsyatnya adalah sholat akan membawa seseorang mi’raj bertemu dengan sang Maha Pencipta.

Sholat merupakan munajat seorang hamba pada Allah SWT, maka sudah seharusnya tidak dilakukan dengan cara yang biasa-biasa saja atau dengan kelalaian hati. Jika sholat yang dikerjakan belum mampu merubah dirinya menjadi lebih baik, berarti rutinitas sholat hanya sekedar melepas kewajiban, seharusnya ini tidak boleh terjadi bagi seorang muslim.

مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ تَنْهَهُ عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمنْكَرِ، لَمْ يَزْدَدْ بِهَا مِنَ اللهِ إِلاَّ بُعْدًا

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat, lantas shalat tersebut tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka ia hanya akan semakin menjauh dari Allah.” (Dikeluarkan oleh Ath Thobari dengan sanad yang shahih dari jalur Sa’id bin Abi ‘Urubah dari Qotadah dari Al Hasan)...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yg menRik

10 Aug
Balas



search

New Post