Kedua. Marah pada hakikatnya adalah memuncaknya kepanikan di kepala, lalu menguasai otak atau pikiran dan akhirnya kepada perasaan. Kondisi semacam ini seringkali sulit untuk dikendalikan.

Marah akan menimbulkan beberapa pelampiasan, misalnya secara lisan akan memunculkan caci-makian, kata-kata kotor/keji dan secara fisik akan menimbulkan tindakan-tindakan di luar akal sehat. Dan jika marah ini tidak dapat dilampiaskan, maka akan mencari pelampiasan yang lain semisal, menampar wajah, merobek baju, membanting barang yang ada disekitar dia.

Marah juga akan berpengaruh pada hati seseorang, yaitu sifat dengki dan iri hati, menyembunyikan kejahatan, rela melihat orang lain menderita, cemburu, suka membuka aib orang lain dan seterusnya.

Oleh sebab itu, dampak dan bahaya marah tidak hanya akan berdampak pada orang yang marah saja, tapi jauh lebih kau dari itu akan menimbulkan berbagai macam penyakit hati sebagaimana yang telah kita sebutkan di atas.

Nabi juga sangat memuji orang yang mampu mengendalikan diri terhadap marah ini dan menganggapnya sebagai orang yang kuat, sebagaimana sabdanya: "Tidaklah orang dikatakan kuat itu adalah orang yang pandai bergulat, tetapi orang kuat adalah orang yang mampu menahan amarahnya".

Berapa banyak kita lihat orang yang memiliki fisik dan tubuh yang berotot dan kuat, tapi ketika dia tersinggung sedikit langsung marah, atau kurang mampu mengendalikan emosi untuk hal-hal yang sepele, marahnya langsung muncul. Maka orang seperti ini bukanlah orang yang kuat dalam pandangan Nabi.

Pengendalian diri dari sifat marah memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah: memelihara keseimbangan fisik, menghindari kita dari berbagai bentuk permusuhan. Orang yang marah akan meningkatkan ketengangan fisik dan meningkatnya energi yang menimbulkan berbagai macam penyakit...