Rotan Pak M

Masih dengan cerita pak M,pada saat terjadi pertemuan mantan murid pak M di suatu acara, anggaplah acara reunian kecil karena hanya dihadiri oleh 4 orang mantan murid Pak M.Ke empat mantan murid pak M sudah rata-rata berumur 40 tahunan,sudah pada berkeluarga.

Sementara mereka asyik ngobrol,si A berkata : masih ingat dengan guru kita yang bernama pak M?,serentak mereka menjawab,iya,ingat.Dimana beliau sekarang? Tanya si P,yang sekarang sudah hidup mapan,karena hasil kebun cengkih, si P sempat merotan sambil menggarap kebunnya.Alhamdulillah minggu lalu saya ke rumah beliau,jawab si A,Pak M, masih sehat walafiat,masih kelihatan muda,anak-anaknya sudah sarjana semua,resepnya katanya; murah senyum,senang bersedekah.Beliau ternyata masih hapal nama-nama kita semua,apalagi kita berempat ini,salam semua pada temanmu.

Akhirnya setelah mereka mengetahui keadaan pak M,maka mereka lanjut bercerita tentang masa lalu yang indah bersama pak M yang biasa bawah rotan.Tak satupun dari mantan murid pak M yang merasa tersakiti atas pukulan rotan yang pernah jatuh di telapak tangan mereka.Bahkan mereka sepakat untuk berkunjung ke rumah pak M,karena dari pak M mereka bisa mengetahui arti memanfaatkan telapak tangan seperti,telapak tangan sebagai sumber kekuatan dalam menafkahi keluarga,telapak tangan dipakai berdoa,telapak tangan di pakai untuk bersujud,telapak tangan untuk memberi kasih sayang anak dan istri,telapak tangan mempererat silaturahim.Dari cerita pak M ,walaupun demikian semua mantan murid pak M tidak lagi meniru cara pak M dalam mendidik anak dengan menggunakan rotan.Di zaman itu di ujung rotan pak M mungkin ada tinta emas,di era sekarang di ujung kursor bisa melacak dunia.Serta mungkin zaman sekarang agak sulit untuk mendapatkan rotan bulat sebesar jari kelingking anak usia SD yang pernah digunakan oleh pak M.Good bye,rotan pak M.