Si Penjual Kue Keliling (Bag-4)
#Menuju Tantangan hari ke 8 @gurusiana #
Selepas sholat asar ,sore itu kebiasaan ibu Mamat adalah membuat kue yang nantinya akan dijajakan keliling oleh siMamat.
Mamat yang sedari siang rebahan belum juga beranjak dikamarnya, rasa lelah efek jalan kaki tadi pagi masih ia rasakan.
“Mat !” ayo bangun ,bantu ibu didapur kuenya sudah tinggal bungkus.”
Ibunya memanggil Mamat dari dapur.
“Ia sebentar bu, sholat asar dulu.”
Mamat langsung bangun untuk sholat asar di Musholla depan rumah.
Turun dari musholla mamat menuju dapur ikut menyiapkan kue memasukkan kedalam tampah bambu.Pekerjaan membuat kue sudah lama dilakukan oleh ibu Mamat ,usaha ini tentunya bisa membantu perekonomian keluarga.
Disela mereka berdua sibuk dengan kue-kue itu, lalu ibu Mamat menanyakan ijasah yang baru kemaren diterimanya .Mamat merasa senang karena ibunya kemungkinan juga akan bertanya masalah pendaftaran ke sekolah lanjutan atas.
“Mat bagimana ijasahmu ?” sela ibu.
“Sudah bu !”
“kemaren ijasah itu sudah Mamat terima , itu sudah saya simpan di lemari pakaian”.
“Simpanlah baik-baik ijasah itu , siapa tau pada saatnya dibutuhkan.”
“Ia bu !” jawab Mamat .
“Untuk sementara ini kamu ,tidak usah melanjutkan sekolah dulu.”
“Bapakmu sudah tua ,tidak ada yang bantu mencarikan rumput ,disamping itu kita tidak punya biaya untuk sekolahmu.”
Tak disangka kalimat yang keluar dari bibir orang yang sangat dikagumi itu sontak membuat Mamat kaget ,ternyata ibunya memutuskan bahwa Mamat tidak boleh melanjutkan sekolah ,hal itu disebabkan karena bapaknya yang mulai uzur dan sakit sakitan.
Pak Toyib begitu panggilannya ,hanyalah seorang buruh tani pembajak sawah dengan menggunakan sepasang sapi .Pekerjaan itupun datangnya tidak setiap hari ,namun tergantung kepada musim dan pemilik tanah menyuruhnya.
Betapa terkejutnya si Mamat mendengar perkataan ibunya ,sepatah katapun rasanya tak mampu berucap ,ia terdiam sambil menundukkan kepala . Rasa kecewa yang mendalam seketika dirasakan Mamat karena kesempatan menuntut ilmu harus terputus sampai disini.
Namun walaupun demikian ia tetap saja menjalankan kewajiban membantu ibunya menjual kue.
Setiap sore Mamat menjajakan kue buatan ibunya keliling kampung ,Kue buatan ibu mamat hanyalah kue kampung seperti perut ayam dan roti goreng yang semua bahan bakunya dari tepung,penghasilan penjualan kue itu tidak banyak karena hanya dijual dengan harga lima puluh rupiah, cukuplah membantu perekonomian kelurga.
“ Kue,kue !”
Begitulah suara Mamat tiap sore keliling dikampungnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mamat oh Mamat...Keringatmu akan menjadi berkah dikemudian hari.
Mamat Perjuangannya luar biasa