#Suatu hari...

A: Mak, kau bilang duniamu baik-baik saja, kenapa sekarang menangis seperti itu?

B: Bagaimana aku tidak menangis, aku bahagia anak-anak bisa sekolah lagi. Kini aku bisa bernapas lebih lega.

A: Syukur lah...

#Keesokan harinya:

A: Ala Mak, kenapa kau menangis lagi?

B: Bagaimana aku tidak menangis, minyak goreng susah didapat.

A: lho kan sekarang sudah banyak yang kembali muncul di pasaran walau harganya kurang bersahabat.

#Beberapa hari kemudian...

A: Aduh Emak, kenapa lah kau menangis lagi?

B: Bagaimana aku tidak menangis, suara adzan shubuh hampir tak terdengar. Anakku susah kali dibangunkan.

A: pakai suaramu Mak nan nyaring bak speaker. Tapi siap-siap segera parau suaramu.

#Beberapa bulan berikutnya...

A: Oalah Mak, habislah air matamu, jika kau menangis terus.

B: Bagaimana aku tak menangis, harga cabe, bawang, tomat dan lain-lain membuat aku pusing sepuluh keliling.

#Akhirnya...

A: hari ini kau tak menangis Mak..?

B: habislah air mataku, sekarang aku harus menghapus banyak foto dan video anakku saat sekolah daring tempo hari.

A: sayang lah Mak, itu untuk kenang-kenangan.

B: Apa boleh buat, memori hp ku tak cukup untuk pasang aplikasi baru buat isi bensin.

-----

Duhai Emak-emak, semoga dirimu dan duniamu baik-baik saja.