Hasrat hati ingin menikmati hari Ahad libur di rumah. Tetapi selalu belum bisa. Ada libur sehari saja cenderung untuk pergi. Entah itu pulang ke desa mengunjungi orang tua, atau mengunjungi anak di pondok, atau mengantar siapa pergi ke mana gitu. Belum lagi jika ada undangan manten atau kondangan lain. Terkadang juga rapat organisasi. Dinikmati sajalah.

Pergi hari ini adalah mengantar koper ke pondok. Si Bungsu kelas XI hendak stukam (studi kampus) ke UGM, perlu koper kecil. Sementara koper yang dia bawa adalah koper besar untuk mobilitas pulang balik rumah pondok.

Sebenarnya Si Bungsu minta kopernya dikirim via pos/jne saja, tetapi ayahnya yang seneng repot mengantar sendiri ke pondok. Padahal nanti di pondok belum tentu bisa bertemu. Tetapi ada rasa puas ketika repot untuk hal kecil untuk Si Bungsu.

Si Bungsu minta koper, kacamatanya yang ketinggalan di rumah, dan ransel kecil untuk mobilitas. Tadi saya tambah bantal leher dan sprei untuk ganti, juga surat. Untuk surat, biasanya dia suka dibuka, dibaca saat kangen dengan umiknya gitu. Agak haru sebenarnya. Tapi ini adalah kisah Fia, Bungsuku yang luar biasa. Maunya ditambah makanan basah, tetapi peraturan pondok tidak membolehkan santri membawa/dikirimi makanan karena semua sudah tersedia di pondok (tinggal beli di koperasi).

Tidak apa, paling sreg dan tatag jika mengikuti aturan pondok, ikhlas dan yakin anak di pondok. Tinggal mendoakan. Harapan jangka pendek sekarang adalah nantinya dik Phi bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri, jurusan sesuai dan mendapat berkah dan ridla dari Allah Swt.