Kamis sore menjelang maghrib, 3 santri putri duduk-duduk di gazebo pondok, sambil menunggu adzan maghrib berkumandang. Mereka masih memegang mushaf setelah halaqah, ngobrol apa saja melepas lelah dan jenuh setelah seharian berkutat dengan kegiatan pondok.

Tiba-tiba datanglah Salma, gadis kecil usia 4 tahun putri ustadzah. Salma dikenal sebagai anak yang ramah dan supel dengan seluruhnya santri pondok. Terlebih dia mempunyai kemampuan super yang jarang dimiliki oleh orang, indigo. Salma langsung duduk bersama 3 santri dan terlibat obrolan.

"Kak, tadi umikku masak puding,"

"Oh ya, boleh dong dibagi sama Kakak,"

"Gak bisa. Pudingnya hanya cukup untuk 4 orang, aku, Adik, Umik, dan Abi,"

"Kita kan juga 4 orang. Kita bertiga ditambah kamu, Salma. Pas kan?"

"Enggak, Kak. Kita 6 orang, tuh 2 kakak lagi di belakang kalian," kata Salma sambil menunjuk 'sesuatu' di belakang tiga santri. Ups… Tiga santri berpandangan. Bergegas turun dari gazebo.

"Salma, kayaknya sudah hampir maghrib deh. Sudah mau buka puasa. Kami balik dulu ya," Buru-buru tiga santri meninggalkan Salma di gazebo, sambil bergidik. Sesekali menoleh ke belakang. Ngikuti gak ya? Aish… Jadi merinding.