Sate Ayam Ponorogo
Gegap gempita musywil Muhammadiyah Jawa Timur telah usai. Sebagai penggembira yang harus senantiasa gembira, cukup ikut meramaikan. Hasil musywil biarlah diatur yang memang harus mengatur.
Sebagai penutup di kota reog, tidak lengkap jika belum wisata kuliner. Dari browsing selain sate ayam Ponorogo yang legendaris itu, masih ada beberapa kuliner lain yang harus di coba. Dan pilihan kami tetap pada sate ayam. Memang beda ketika makan ditempat dengan sate ayam yang dibawa pulang. Rasanya lebih tasty dan lebih bersemangat untuk makan.
Sate ayam Ponorogo ini memang khas. Dagingnya tidak dipotong dadu, tetapi pipih memanjang, tanpa kulit tanpa lemak. Rasanya pun khas, mungkin beberapa karena diukep baru dibakar, rasa bumbunya bisa merasuk. Bumbu kacangnya juga kental, rasanya mantap dan cenderung manis. Katanya manisnya buka dari kecap, tetapi dari gula jawa sebagai celupan sate sebelum dibakar. Sate ayam bisa dimakan bersama nasi atau lontong. Lontong pelengkapnya juga beda, lembut kenyal, tidak berasa nasi.
Konon sate ayam Ponorogo ada sejak tahun 1970 yang perintis awal bernama pak Bagong. Pada tahun tersebut pak Bagong membuat inovasi sate ayam dengan bentuk pipih memanjang, satu tusuk cukup satu potong daging ayam tanpa lemak tanpa kulit. Karena rasanya yang enak dan khas, sate ayam tersebut berkembang di banyak daerah. Kondisi sekarang di Ponorogo ada desa sate ayam. Satu desa mempunyai usaha sejenis yaitu sate ayam Ponorogo.
Beruntunglah sempat datang ke Ponorogo dan mencicipi sate ayamnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya kulinernya, Bunda. Salam literasi
Salam literasi juga, Bapak.