Ibu Itu (2)
Dengan wajah menengadah
sang ibu datang dengan pongah
seolah semua akan dimamah
tak ada senyum dan ramah tamah
masuk ruangan bertanya tanpa arah
apa pasal anakku dimarah
anakku sayang simata bundar
merajuk tak mau datang belajar
karena gurunya sering manatar
sikap anakku yang katanya kasar
masuk kelas suka alakadar
bicara sopan masih perlu diajar
anakku tak begitu,
walau ia sering menggerutu
anakku baik dan patuh
anakku selalu mau disuruh
walau sering juga mengeluh
asal jajannya selalu penuh
itulah ibu
yang lupa kalau ia adalah guru
orang yang selalu digugu dan ditiru
dikeseharian dari bayi sampai sepuh
jangan salahkan anak selalu
jika ia tak bisa diasuh
yakinlah ada saham kita disitu
wahai ibu
tingkahmu melekat dikepala para calon perusuh
ucapanmu terngiang ditelinga para pegaduh
yang kelak mungkin akan berbalik arah
mereka lampiaskan padamu yang telah payah
duhai ibu
segeralah sujud dan bersimpuh
pada yang Kuasa tempat berkeluh
mintalah ampunanNya dengan penuh
atas apa yang telah engkau taruh
Pakan Ambek, 8 Maret 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tak semua yg bisa di gugu dan ditiru itu oknum guru