Rahmi Hayati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SUDAH AZAN?

SUDAH AZAN?

Tagur-9

Dulu sekali sudah lama, Atuk di kampung selalu menunggu azan berbunyi. "sudah azan?" kata beliau tatkala ada kami yang lewat di depan beliau yang tengah duduk.

Dulu Atuk seorang penjahit. Jahitannya sangat rapi. Namun suatu saat diusianya yang mencapai 60 tahun mata mulai buram. Atuk hanya duduk menunggu azan berbunyi. Suara azan itu sayup-sayup karena letak mushalla di kampung kami tidak dekat dengan rumah Atuk. Meski terdengar jauh tapi bagi Atuk itu suatu kebahagiaan.

Jika sudah berbunyi azan, Atuk melangkah menuju sumur dengan jalan perlahan menggunakan tongkatnya. Setelah waktu terus berjalan mata beliau semakin tidak bisa dipergunakan untuk melihat. Otomatis Atuk hanya mengandalkan pendengarannya yang masih bagus. Suatu saat terdengar azan lewat televisi di rumah anak Atuk. Azan itu dalam sebuah sinetron yang tengah ditonton cucu beliau. Waktu menunjukkan pukul 21.00 malam. Atuk ke luar dari biliknya dan bertanya " sudah azan ya?

Cucunya menjawab "azan apa Tuk?"

Atuk menjawab

"Azan subuh."

"Belum Tuk, itu suara azan di tekevisi dalam sinetron Tuk."

Atuk sudah lama tiada dan sinetron yang ada adegan suara azan pun tidak pernah ada lagi. Sinetron dunia yang penuh simbol yang tidak bisa ditebak. Jika ditebak akan tersudut dalam labirin yang kelam.

"Sudah azan?"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post