Randai, kesenian Minangkabau yang harus dilestarikan
Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan adat serta budaya yang berbeda. Indonesia mempunyai beraneka macam kesenian drama teatrikal atau sandiwara, salah satunya adalah Randai.
Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minang Kabau yang di mainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. ( Wikipedia )
Sedangkan dalam bahasa Minang, Randai adolah pasambahan tradisional khas suku Minangkabau nan barupo papaduan antaro seni bela diri nan biaso di sabuik silek samo tarian dendang sarato seni paran atau lakon.
Pada zaman dulu, randai menjadi salah satu sarana untuk membantu komunikasi pesan penting untuk masyarakat dan penduduk Minangkabau setempat. Randai sendiri berasal dari sebuah kata yaitu merandai/malinka yang mempunyai arti membentuk lingkaran. Makna lain dari kata randai adalah ber(h)andai yang artinya berkeinginan, bertutur dengan menggunakan kalimat-kalimat kiasan atau kata-kata yang samar (Ediruslan Pe Amanriza dan Hasan Junus, 1993: 111).
Dalam randai terkandung Unsur Kesenian yaitu :
A. Unsur Tari
Unsur tari, yang berfungsi sebagai pelengkap nyanyian yang didendangkan gerak-geriknya selaras dengan alunan bunyi dan gerak tarinya diambil dari gerakan seni beladiri silat silat atau bisa disebut dengan silek di daerah Minangkabau.
B. Unsur Dendang
Unsur dendang, dinyanyikan dalam beberapa adegan untuk menyambung cerita yang terpotong. Dendang berfungsi sebagai pengatur cerita dan untuk menyambung cerita yang terpotong (terdiri dari lima legaran). Sesudah lima legaran, dendang masuk kegiatan yaitu:
1. Untuk persembahan.
2. Mengatur adegan
3. Penyampaian cerita
4. Pembentuk cerita
5. Penutup cerita
C. Unsur Seni Suara
Unsur seni suara, dibawakan dalam setiap adegan dalam Randai, dimainkan dengan beberapa orang lakon yaitu 12 sampai 20 orang.
D. Unsur Sastra
Unsur sastra: berupa cerita yang dibawakan dalam randai, bersumber dari kaba atau cerita rakyat Minangkabau, disampaikan dalam bahasa Minangkabau. Cerita dalam pertunjukan randai memegang peranan penting karena cerita merupakan inti pertunjukan, sehingga unsur-unsur lain dalam pertunjukan randai menyesuaikan dengan jalan cerita yang ada. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, yang disebut dengan janang.
E. Unsur Kerawitan (Musik Tradisional)
Unsur kerawitan (Musik tradisional) yang melengkapi permainan randai, alat musik yang sering digunakan adalah: (Saluang, Talempong dan Pupuik batang padi).
Dalam pertunjukan randai, cerita-cerita dikisahkan secara berkala dengan alur maju, dimana cerita dibagi menjadi beberapa bagian, setiap bagian terbagi atas beberapa adegan atau legaran dan setiap adegan menampilkan dialog-dialog antar pelaku. Dialog tersebut diselipi dengan nasihat, kritik sosial, dan humor. Diantara adegan tersebut di tampilkan dendang dengan diiringi tari.
1. Dendang, nyanyian atau Simaratang: Pada mulanya alur cerita dalam randai dilakukan lewat nyanyian, sajak, yang berfungsi untuk menceritakan isi cerita yang akan ditampilkan.
2. Dayang Dayni atau gurindam persembahan: setelah selesai Simaratang lalu mereka duduk jengkang dalam lingkaran, lalu terdengar suara gurindam bersahut-sahutan. Gurindam persembahan (Dayang Dayni) dalam randai merupakan persembahan sebagai salam kepada penonton dan pertanda randai di mulai. Merupakan salam anak randai dalam gelombang. Gelombang Pemain berdiri dalam posisi pitunggua serong (sikap pasang kuda-kuda). Setelah lingkaran terbentuk, maka adegan randai siap dimainkan. Para pemain menari di sekeliling lingkaran sambil bernyanyi dan bertepuk ke tengah lingkaran serta memukul pisak kaki celana dengan kuat.
3. Titik puncak terjadinya klimaks randai adalah pada saat adegan konflik antara tokoh yang membawa kebenaran dengan tokoh yang menentang kebenaran. Adekan selanjutnya adalah bagian penyelesaian.
4. Simarantang tinggi atau gurindam penutup: Dendang yang disampaikan untuk menutup cerita. Alur cerita tersebut tertata secara teratur mulai dari awal sampai akhir sehingga penonton dapat lebih mudah memahami pesan atau makna yang mendalam dalam setiap bagiannya.
Untuk melestarikan randai tersebut SMAN 1 Hiliran Gumanti menjadikan randai sebagai salah satu materi dalam ujian praktek pada mata pelajaran kesenian kelas XII TP 2019 / 2020 karena menurut guru kesenian Maitra Wike Siska W, S.Pd bahwa dalam randai terdapat unsur musik, unsur seni, unsur teater dan unsur tari sehingga penilain bisa dilakukan dari berbagai unsur tersebut. Setiap kelas memiliki cerita randai yang berbeda beda :
seperti cerita Rambun Pamenan di tampilkan oleh kelas XII IPS 1 bercerita tentang Linduang Bulan yang dipaksa menikah dengan Rajo Angek Garang, kemudian menolak sehingga Linduang Bulan di penjarakan oleh Rajo Angek Garang.
Randai XII IPA 1 berjudul Sabai Nan Aluih , bercerita tentang perempuan yang ingin di nikahi oleh laki laki yang sudah punya banyak istri, orang tua yang perempuan menolak, orang tua laki laki di bunuh oleh pria ingin menikah tersebut, kemudian adik laki laki yang perempuan balas dendam, akhirnya raja di bunuh oleh Sabai Nan Aluih karena ayah mati adik terluka. Panglino Gagah ditampilkan oleh kelas XII IPA 2, `Panglimo Gagah ditunangkan dengan Reno Nilam karena mamak Reno Nilam, Cik Menan mempunya hutang kepada Panglimo Gagah, namun hal ini tidak di setujui oleh Reno Nilam, sehingga terjadi pertentangan antara Panglimo Gagah dengan Bujang Baganto yang menyukai Reno Nilam. Akhir cerita Reno Nilan bunuh diri karena Bujang Baganto berhasil di bunuh oleh Panglimo Gagah. Sedangkan kelas XII IPS 2 menampilkan Puti Manih Talongsong dimana adiknya di jodohkan oleh kakak dan ibunya, adiknnya menolak, terjadi perselisihan antara ibu dan anak, akhirnya di selesaikan oleh niniak mamak.
Jadi randai tidak hanya ditampilkan pada acara-acara resmi saja namun juga bisa kita implentasikan di sekolah.
Salam Literasi
Talang Babungo, 8 Febriari 2020

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar