Si Anak Pastel (Part 4)
#Tantanganmenulis Hari ke-5
"Ia ingin kamu menjadi tentara nak", jawab ibunya.
"Lagi pula lebih baik disini, dekat denga orang tua", sambung ibunya.
Buyuang meng-iya-kan permintaan ibunya. Namun, ia tidak ingin menjadi tentara. Ia ingin memilih jalannya sendiri. Ia ingin mengabdikan diri sebagai guru. Guru olahraga. Padahal, ia sudah diterima sebagai mahasiswa undangan di salah satu universitas di kota Padang. Jurusan teknik. Sangat disayangkan, ia tidak memilih itu. Hal itu membuat guru-guru di sekolah kecewa. Bagaimana tidak, ia sudah menyia-nyiakan kesempatan. Lulus jalur undangan, dan itu adalah salah satu universitas terbaik di kota itu.
Buyuang mencoba peruntungan dengan jalan lain. Ia mencoba mendaftarkan diri pada jalur nontes. Ia memilih tiga universitas di kota berbeda. Namun sayang, nasib baik belum berpihak padanya. Ia tidak lulus di tempat yang ia pilih itu. Dan lagi, itu membuat guru di sekolah semakin kecewa psda Buyuang. Meskipun begitu, Buyuang tetap percaya bahwa rezeki sudah ada yang mengatur. Ia yakin, setiap usaha dan doa tidak akan mengkhianati hasil. Saat ini, ia hanya perlu berusaha lebih. "Doa akan selalu di dengar", ucapnya dalam hati.
Kesempatan lain ia coba. Ia mengikuti penerimaan mahasiswa pada jalur tes. Dan pilihannya tidak berganti, ia memilih jurusan guru olahraga. Dengan tekad dan keinginan yang kuat ia menjalani ujian. Meskipun ia hanya dapat menjawab tidak lebih dari setengah soal, ia yakin ini adalah kemampuannya. Khawatir? Tentu. Namun, ia sudah melaksanakan tugasnya, berusaha. Untuk hasil, ia menyerahkan semuanya pada Yang Maha Kuasa.
Masih dengan perasaan campur aduk, ia pulang setelah ujian. Ada sedikit kecemasan dalam hatinya, ia bingung bagaimana menjawab pertanyaan yang akan dilontarkan oleh keluarganya nanti. Benar saja, sesampainya di rumah, ia dihujani dengan berbagai pertanyaan. Ia menjawab dengan santai. Namun, perdebatan terjadi ketika keluarganya kembali membahas mengenai menjadi tentara. Ia meyakinkan pada keluarganya bahwa ini adalah pilihannya. Ia akan menanggung semua resiko terhadap hasil yang akan keluar nantinya.
Tibalah saatnya pengumuman. Dengan perasaan yang tidak karuan ia mencoba menghidupkan komputer, mencari link kelulusan. 'Deg', dengan raut wajah tidak percaya ia kembali mengulang melihat pengumuman. "Apakah ini benar?", gumamnya. Wajah yang tadi terlihat pucat karena cemas, seketika berubah dengan bibir yang melukis senyum lebar. 'Ia lulus'. Pada jurusan yang selama ini ia impikan. Sontak saja ia langsung memeluk ibunya.
***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar