Si Anak Pastel (Part 6)
#Tantanganmenulis Hari ke-7
Tepat tengah malam, Buyuang mendapat telepon dari sepepunya. Perasaannya memang sudah tidak enak. Ia selalu terpikir tentang kakaknya yang sedang di rawat. Pikirannya sudah kemana-mana.
"Buyuang, datanglah ke rumah sakit", kata sepupunya.
"Bang Be sudah tidak ada", lanjutnya dengan nada sedih.
Benar saja. Firasatnya tak bisa dibohongi. Sontak saja Buyuang langsung bangun dari tidurnya. Menggendong keponakannya, anak dari kakaknya. Saat itu dunia serasa runtuh. Kakak tempat ia selalu mencurahkan hati telah tiada. Tempat ia berbagi keluh kesah. Tempat ia mengadu selain pada ibunya. Tidak ada penyesalan, semua usaha telah ia lakukan. Bahkan ketika kakaknya membutuhkan banyak kantong darah, ia membantu mendonorkan darah. Ia tau ini adalah kuasa Allah. Allah lebih menyayanginya. Meski begitu, butuh waktu lama untuknya dapat terbiasa tanpa kakak. Namun, semua harus di jalani. Kakak memang sudah tidak ada, namun ia akan selalu mengirimkan doa untuknya.
Hari demi hari berlalu. Buyuang pun semakin aktif di perkuliahannya. Bahkan ia mewakili provinsi pada ajang pra PON. Ia dan teman-temannya menjadi utusan pada cabang hockey. Begitu pun pada tahun berikutnya. Meskipun ia bukan menjadi atlit, karena cidera yang ia alami, ia tetap mengikuti pra PON tersebut. Akibat cidera lutut yang cukup parah yang Buyuang alami, ia mencoba di bidang lain. Massage jadi pilihannya. Fokus pada bidang itu membuat Buyuang dipilih menjadi satu-satunya mahasiswa yang tergabung dalam tim kesehatan PON Sumbar. Menjadi salah satu bagian terpenting dalam tim tersebut membuat Buyuang begitu canggung. Bagaimana tidak, ia akan bekerja sama dengan para dokter profesional yang begitu hebat dibidangnya. Namun ia menepis perasaan itu. Ini adalah pengalaman berharga baginya. Tak boleh disia-siakan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ceritanya. Salam literasi
Terima kasih pak