Rahmi Yulia

Seorang guru sekolah dasar yang sebelumnya menimba ilmu di Universitas Negeri Padang. Kemudian melanjutkan pada program guru SM3T. Setelah menyelesaikan pengabd...

Selengkapnya
Navigasi Web

Si Anak Pastel (Part 8)

#Tantanganmenulis Hari ke-10

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Tak terasa, Buyuang sudah semakin dewasa. Ia telah menamatkan kuliahnya dengan nilai sangat memuaskan. Ia menjadi salah satu mahasiswa dengan nilai cumlaude. Tak henti prestasi ia capai, dan tak henti pula orang-orang di kampung membicarakannya. Bukan, bukan hal buruk. Namun pembicaraan yang begitu membuat hati tenang.

"Ibu tau tidak, dulu saya kira Buyuang itu tidak akan menamatkan sekolahnya. Ya paling tinggi cuma sampai STM. Eh, dari banyak pemuda yang setingkat dia di kampung, hanya Buyuang yang selesai sekolahnya. Udah sarjana lagi", kata ibu-ibu yang sedang berkumpul.

"Ya, terkadang hidup memang seperti itu. Kita tidak bisa melihat seseorang dengan keadaannya sekarang. Kita tidak tau apa yang akan mereka capai kedepannya", jawab salah seorang ibu.

Ada sedikit kelegaan dalam hati Buyuang. Ia sudah tidak lagi digunjingkan oleh orang-orang kampung. Namun, ada satu hal yang sedikit meresahkan hatinya. 'Mau dibawa kemana ijazah yang telah ia dapatkan ini kedepannya?'. Kehidupan yang sesungguhnya baru dimulai. Ia tidak boleh puas dengan pencapaiannya sekarang. Memang benar ia telah lulus dengan pencapaian yang luar biasa, namun begitu ia harus bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang ia emban.

Meskipun pernah bekerja sebagai tim medis di salah satu sekolah olahraga di Sumbar, namun itu bukan prioritasnya. Ia ingin menjadi guru olahraga. Karena itulah mimpinya selama ini. Mencari pekerjaan memang sangat sulit. Sembari menunggu informasi mengenai penerimaan guru di sekolah, Buyuang mencoba untuk merantau. Tak lengkap rasanya menjadi pemuda Minang jika belum merantau.

Buyuang memilih daerah Jambi sebagai tempat perantauannya. Pekerjaan apapun ia lakukan. Tidak cukup lama di sana, ia merasa kurang cocok dengan pekerjaan itu. Maka ia putuskan untuk merantau jauh ke negeri seberang. Singapura menjadi tujuannya. Dengan modal nekat ia pergi mencari pekerjaan di sana. Tak ada teman ataupun famili untuk dikunjungi. Hanya sebatas mencari pekerjaan. Dan itu membuahkan hasil. Ia bekerja menjadi penjual makanan Jepang. Ia begitu menikmati pekerjaannya. Namun, ada hal yang membuatnya risau. Jauh dari keluarga dan mendapatkan pekerjaan yang bukan menjadi prioritasnya. Sekali lagi, bukan ini keinginannya. Ia ingin menjadi guru, guru olahraga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ceritanyo Buk..., Salam sehat dan sukses buk... Salam kenal dari Pariaman

10 Nov
Balas

Terima kasih Bu Yessy. Salam kenal juga dari lubuk Basung buk

12 Nov
Balas



search

New Post