FAST FOOD DAN JUNK FOOD
Seringkali waktu yang sempit menjadi kambing hitam terhebat untuk alasan tidak dapat memasak sendiri kebutuhan makanan yang sehat. Belakangan terindikasi pula “gaya hidup” menjadi faktor pendukung lainnya yang semakin memperkuat alasan untuk tidak memasak sendiri makanan yang dibutuhkan sehari-hari. Fast food dan junk food manjadi dua istilah yang mengakrabi kehidupan modern sekarang ini. Apakah sebenarnya fast food dan junk food itu ?
Menurut asal katanya Fast Food berasal dari kata fast (artinya cepat) dan food (artinya makanan) sehingga gabungan kedua kata itu dapat diartikan sebagai makanan cepat saji. Junk food berasal dari kata junk (artinya sampah) dan food(artinya makanan) jadi junk food diartikan pula sebagai makanan sampah. Fast food dan junk food seringkali diartikan sama. Padahal keduanya berbeda.
Sebenarnya fast food lebih mengarah pada bagaimana menyiapkan makanan tersebut. Fast food berarti makanan yang dapat segera disajikan dengan tidak membutuhkan waktu yang lama. Karena sebagian besar bahan-bahan yang dibutuhkan sudah disediakan dalam bentuk setengah jadi sehingga hanya sedikit waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian keseluruhannya. Jika selama ini orang selalu menyebutkan hamburger dan makanan sejenisnya menjadi contoh fast food, maka sebenarnya pecal , gado-gado dan makanan khas Indonesia juga merupakan fast food.
Junk food diartikan makanan sampah karena jenis makanan ini tidak mengandung nilai gizi yang baik. Sering pula disebut makanan kurang nutrisi atau Makanan Nir – Nutrisi. Sehingga mengkonsumsi makanan jenis ini memiliki pengaruh yang tidak baik bagi kesehatan. Jadi fast food dan junk food adalah dua hal yang berbeda walau tidak tertutup kemungkinan fast food merupakan junk food. Tapi tidak semua fast food itu adalah junk food. Dengan demikian kita bisa memilih makanan yang baik bagi kesehatan kita. Karena kesehatan mahal harganya , lebih mahal dari apa yang kita dapatkan dengan mengorbankan waktu sehingga tidak bisa memasak sendiri makanan yang kita butuhkan untuk memperoleh energi bagi tubuh kita.
Menyiapkan makanan sendiri adalah pilihan yang tepat karena bisa dijamin kebersihan dan keamanannya dari zat-zat aditif yang ada didalam makanan. Zat aditif adalah zat-zat yang seringkali ditambahkan ke dalam makanan seperti penyedap , pengawet, pemanis dan pewarna. Soal sempat atau tidak kembli pada bagaimana kita mempergunakan dan menyiasati waktu yang ada. Wallahu a’lam bishshowab.
Bilikku, jelang tengah malam, mengingatkan diri sendiri, 3 Februari 2018.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya termasuk orang yg tdk suka pd makanan seperti itu, Bu. Masakan istriku, entah apa, lebih saya sukai.
Alhamdulillah..., memang harus begitu Pak. Makanan di rumah memang paling top markotop. Semoga sehat-sehat selalu, Baarokallah.