Raihana Rasyid

Lahir dan menetap di Medan ,07 September 1967.Alumni IKIP Negeri Medan Jurusan Pendidikan Biologi. Tenaga pendidik di SMA Negeri 14 Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Haiku 5-7-5
Bapak DR. Fairul Zabadi dalam acara Diseminasi Gerakan Literasi Nasional, Selasa 21 Mei 2019 di Hotel Garuda Plaza Medan. (Dokpri)

Haiku 5-7-5

Jauh berjalan banyak dilihat, kiranya pribahasa itu kini sedang kurasakan. Perjalanan literasiku dalam acara Diseminasi Gerakan Literasi Nasional tanggal 23 Mei 2019 gawean Balai Bahasa Sumatera Utara, membawaku mengenal haiku. Ibu Juliana, S.S., M.Si, sebagai salah satu narasumber saat itu memperkenalkan salah satu bentuk puisi kuno dari Jepang yang bernama haiku.

Menurut informasi yang didapat, haiku diciptakan untuk berbalas-balasan bersama lawan main bagaikan berbalas pantun. Kemudian berkembang saat memasuki zaman Kinsei yang disebut juga sebagai zaman Pra Modern. Meski sebenarnya sudah muncul di akhir era Muromachi. Periode ini dimulai pada tahun 1602.

Hingga kini, haiku sangat populer disebabkan orang Jepang terutama generasi mudanya memiliki semangat yang tinggi dalam melestarikan kebudayaan mereka. Hingga akhirnya haiku tidak hanya dikenal oleh masyarakat Jepang sendiri, tetapi juga di mancanegara.

Kemudian, aku menyebutnya dengan haiku 5-7-5 bukan tanpa maksud. Angka 5-7-5 yang mengikuti kata haiku untuk memudahkan mengingat pola puisi tersebut.

Bagian pertama haiku terdiri dari 5 suku kata yang disebut shougo atau kamigo. Kemudian bagian tengah berjumlah 7 suku kata, yang disebut nakashichi. Diakhiri dengan shimogo yang juga berjumlah 5 suku kata.

Berikut ini beberapa contoh haiku dari pujangga Jepang ternama:

Kyoshi

Shizukasa ya, 5

hanasaki niwa no, 7

haru no ame. 5

(Betapa sunyinya, halaman berbunga, hujan musim semi.)

Masaoka Shiki

Furusato ha, 5

itoko no Ooshi, 7

momo no hana. 5

( Pada kotaku, anak-anak gembira, bunga pun mekar.)

Basho

Furuike ya, 5

kawazu tobikomu, 7

mizu no oto. 5

(Di kolam tua, seekor katak melompat, air pun pecah.)

https://www.akibanation.com/mari-mengenal-haiku

Ketika narasumber mengajak peserta untuk langsung praktik membuat haiku, ternyata sangat mengasyikkan. Saat itu Bu Juliana menampilkan gambar pantai dan pemandangan di senja hari. Para peserta diminta membuat haiku.

Yuk, mencoba buat haiku.

1. Nyiur melambai 5

Pasir putih terhampar 7

Pantaiku permai 5

2. Semburat jingga 5

Menghias langit senja 7

Indah hadirmu 5

3. Surya terbenam 5

Azan pun berkumandang 7

Berbuka tiba 5

Ini pertama kali aku membuat haiku. Esok, mungkin bisa lebih bagus lagi. Anda ingin mencoba membuat haiku? Monggo....

Wallahu a’lam bishowab.

#edisidiseminasiglnbbsu#

Rumahku, Menggapai Mardhatillah, 21 Ramadhan 1440 H/ 26 Mei 2019.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hujan bergerak, para petani ring. Harapan panin... Ok Bun haiku unik.

26 May
Balas

Hujan berderai, para petani riang, harapan panin

26 May

Ternyata, Pak Guru sudah bisa bikin haiku, nggih. Jazakallah khoir untuk kunjungannya. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Pak Guru.

26 May

Aku gak bisa Kak. Teman teman di Bekasi, selalu membuatnya, tapi aku gak bisa. Ssma seperti pantun, aku pun tak bisa. Teruntai doa untuk Kakakku tercinta agar tercurah rahmat Allah untuk kesehatan dan barakallahu fiik

26 May
Balas

Dicoba lagi, Deqquuu. Pasti bisa. Jazakillah khoir untuk kunjungan dan doa tiada henti. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah..., Deqquuu.

26 May

mudah-mudahan generasi muda kita seperti generasi Jepang, memiliki semangat yang tinggi dalam melestarikan kebudayaan kita. Barakallah Mbah Uthi prjalanannya sudah sampai ke Jepang sehat selalu lahir dan batin

26 May
Balas

Sepakat, Mbah Buya. Mudah-mudahan semangat yang tinggi juga ada pada generasi kita untuk melestarikan budaya bangsa, hingga tak perlu rebutan dengan negara tetangga. Hihihi..., ke Jepang...kw. Jazakallah khoir untuk kunjungannya. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Mbah Buya.

26 May



search

New Post