Raihana Rasyid

Lahir dan menetap di Medan ,07 September 1967.Alumni IKIP Negeri Medan Jurusan Pendidikan Biologi. Tenaga pendidik di SMA Negeri 14 Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Jaringannya Ngelag, Bu
Dokumen pribadi

Jaringannya Ngelag, Bu

Tunas literasi mulai tumbuh. Satu per satu kuncup tunas muncul. Berganti dengan dedaunan. Belia, menghijau segar. Sepoi angin genit menyentuh ranting nan gemulai. Mencipta tarian teriring simfoni alam nan indah.

Tunas-tunas literasi itu pun menunjukkan dirinya. Memancarkan aura memesona. Energi positif pun menyebar. Kuatkan asa.

Untuk kedua kalinya, leader kelas XII IPA2 SMA Negeri 14 Medan, Habib Musthafa mengukir cerita. Berkisah tentang kegalauan yang melanda diri dan teman-temannya ketika pembelajaran daring tak menemukan rasa. Kiranya semua guru wajib membaca goresannya ini.

Tak bermaksud mencari kesalahan. Melalui tulisan ia ingin ungkapkan bahwa harus ada harmonisasi yang indah antara guru dengan siswa. Dengan demikian pembelajaran yang menyenangkan pun tercipta.

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, tak terlepas dari suasana jiwa para siswa. Hati yang tenang dan bahagia, akan memudahkan pencapaian tujuan. Terkadang, kita sebagai guru sering lupa. Membebaskan siswa dari rasa takut yang mencekam ketika belajar merupakan suatu keharusan. Karena yang sedang dilakukan adalah memanusiakan manusia.

Dengan gaya bahasa remaja milenial khas Medan, tulisan sang ketua kelas ini terasa gregetnya. Untuk menjaga segala sesuatunya, mata pelajaran yang diceritakan dalam cerita ini disamarkan menjadi pelajaran Biologi, mata pelajaran yang kuampu. Hehehe.

Jaringnnya Ngelag, Bu

(Satu dari sekian episode buku "DARING TETAP GARING" sebuah antologi karya guru dan siswa SMA Negeri 14 Medan)

Oleh : Habib Musthafa

Semua kisah ini bermula ketika libur sekolah 2 minggu rangkap 7 bulan yang diumumkan pihak sekolah dengan menggunakan pengeras suara milik sekolah. Sebagai siswa yang tak bisa meramal dan melihat masa depan secara instan, kala itu saya sangat bahagia akan pengumuman libur itu. Hingga pada akhirnya hati kecil saya berkata “ Baiklah, tampaknya aku sudah sangat lelah dengan libur ini, aku butuh sekolah tatap muka!!”.

Sejujurnya hatiku sangat bimbang. Di satu sisi aku adalah sosok siswa tampan (hehehe) yang sangat mencintai liburan, tapi di sisi lain aku merasa sangat bosan untuk tetap di rumah saja atau yang mereka sebut stay at home.

Pandemi covid-19 tidak hanya menyerang kami siswa-siswi secara fisik,tetapi juga secara psikis. Kami merasa sangat bangga ketika pertama kali menggunakan sistem belajar online menggunakan zoom. Kami merasa seperti orang-orang penting ketika pertama kali menggunakan aplikasi zoom itu. Hingga pada akhirnya kami merasa lelah dan gundah.

Melewati hari-hari belajar secara online menimbulkan banyak peristiwa di antara kami para siswa. Belajar online tidak hanya menuntut kami untuk menjadi lebih bertanggung jawab tetapi juga ‘menyiksa’ kami. Di sinilah karakter dunia maya setiap siswa maupun guru mulai tampak jelas. Dari siswa yang sangat rajin absen hingga siswa yang tak pernah bergabung saat belajar online sekalipun. Juga, dari guru yang sangat peduli sampai guru yang sangat ‘menggemaskan’.

Kisah yang satu ini dimulai ketika guru Biologi yang menyeramkan itu menyuruh kami bergabung di pembelajaran zoom saat itu. “Ya anak-anak, 15 menit lagi kita akan zoom, kalian jangan ada yang terlambat!!!”. Begitu pesan beliau di grup kelas. Sebagai seorang leader kelas yang turut merasakan apa yang teman-teman rasakan, tetiba saya menyusun sebuah rencana ‘kotor’ agar kami tidak bergabung dengan pelajaran ibu yang menyeramkan itu.

“Weee oooo weee, aku stres kali ngeliat pelajaran Biologi inilah, betol. Asik marah-marah aja ibu itu, pening kali aku bah!”, ucap temanku melalui voice note whatsapp dengan logat Medan yang kental. Saat itu aku juga turut memamparkan beberapa opini sebagai bentuk afirmasi atau persetujuan atas ucapan teman kelasku itu. Sehingga aku ikut nimbrung dalam percakapan tersebut.

Terjadilah sebuah diskusi online yang agung di grup yang kami sebut dengan nama “DUMIDONG”. Sejujurnya diskusi kala itu menjurus ke ghibah yang berfaedah. Karena ketika sedang membahas pelajaran, yang merespon hanya sedikit. Tapi kalau masalah ghibah, semuanya akan berkumpul cepat. Ibarat satu kandang ayam ketika majikannya menjatuhkan beras-beras, semua ayam akan langsung berkumpul. Hahaha.

“Ini zoomkan? Aduh jujur aja malas kali awak ngezoom sama ibu itu. Ndak ada yang masuk ke otak awak ekan,” ketik temanku sembari mengeluarkan semua keluh kesahnya mengenai pelajaran ibu tersebut.

Karena banyak yang merasa gusar akan hal itu, saya memutuskan untuk membuat sebuah rencana. “Woi, aku ada rencana, ini kalian mau ikut gak?” ketikku di grup kelas kami itu. “Wow, rencana apa tuh boleh juga keknya,” sambung temanku. “Jadi kalian kan malas zoom ini sama ibu itu,gimana kalo kita ndak ikut zoom, awak ada rencana jitu ini,” balasku dengan cara yang sangat bersahabat sekali.

“Iya ini malas kali aku,caklah apa rencanamu itu, agak didiskusikan dulu, kalo cocok kita gas!!” sambung temanku dengan semangat yang begitu membara. “Jadi gini, tadi pagi tuh kan zoom sempat agak ngelag tuh, nah bisa kita jadikan alasan ini supaya gak ngezoom. Jadi nanti pas kita sudah masuk agak di tengah-tengah kita keluar. Tapi kita gak keluar gitu aja, jadi supaya gak ada jejak, pas tengah-tengah zoom kita matikan saja data seluler atau wifi kita. Jadi kita keluar tanpa ibu itu tahu,” jawabku sembari menjelaskan rencana ‘kotor’ ini ke teman-temanku. “Wess... boleh juga idemu itu, yokla kita gas!” balas temanku dengan jiwa yang sudah siap untuk melakukan rencana ini.

"Selamat pagi, sebentar lagi kita zoom,” pesan ibu itu di grup belajar Biologi kami. “Selamat pagi bu, tapi dari tadi pagi zoom seperti ngelag begitu bu, jadi keluar masuk gitu bu zoom-nya” jawab temanku dengan tujuan untuk menghindari zoom hari ini. Tapi pada kenyataannya memang dari pagi aplikasi zoom tampaknya down karena jaringan yang tak bersahabat.

“Halaah...kalian ini banyak kali alasan, memang kalian yang tidak mau belajar kan! Kalian jangan cari alasan!!” balas ibu itu dengan sedikit menggerutu. “Tidak bu, kami bukan cari alasan bu, memang jaringannya ngelag bu, dari tadi pagi gini terus bu. Ketika kami zoom Matematika minat juga begitu bu” balas temanku dengan jujur. “Halaah...,sudah jangan alasan, kita tetap zoom, cepat masuk kalian jangan terlambat.”

Hingga pada akhirnya kami tetap masuk zoom dengan perasaan yang kurang enak. Di tengah-tengah zoom kami mulai melancarkan rencana yang telah kami siapkan sebelumnya. Hingga pada akhirnya kami mengurungkan niat kami itu karena memang situasi kelas saat itu sedang tidak baik. Ibu itu sedang marah-marah seperti biasanya dan kami pikir kami tidak mau memperkeruh suasana.

Pada akhirnya kami menyelesaikan pelajaran Biologi itu hingga selesai dengan perasaan berang.

Saya tahu bahwa rencana yang saya buat adalah rencana kotor bahkan termasuk rencana yang sangat buruk. Tapi itu semua tidak akan terjadi jika antara siswa dan guru dapat saling memahami. Belajar online ini sangatlah berat. Bukan hanya untuk guru tapi kami juga sebagai peserta didik. Kami butuh pengertian dari guru. Jika kami tidak terlalu paham dengan apa yang diajarkan, janganlah marah kepada kami. Karena sejujurnya kami juga tidak mau menjadi siswa yang tidak mengerti tentang apa yang diajarkan oleh guru.

(Sejatinya, seorang guru harus dapat memahami apa yang dirasakan siswanya.)

Catatan: Ngelag adalah suatu ungkapan untuk menyebutkan jaringan yang tidak bersahabat (hilang timbul).

#EdisiGerakanLiterasiSekolah#

SMA Negeri 14 Medan, Langit Biru di Sekolahku, 28 November 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Berkat bimbingan Bu Hajjah yang luar biasa, tunas-tunas literasi SMAN 14 Medan akhirnya menjadi penulis-penulis hebat yang luar biasa

29 Nov
Balas

Alhamdulillah wa jazakallah..., Pak Haji. Aamiin..., insya Allah. Semoga Pak Haji sehat, bahagia, dan sukses selalu, Pak Haji. Salam literasi.

01 Dec

ALhamdulillah salam sehat dan sukses selalu Bu Hajjah, Barokallah

29 Nov
Balas

Barakallah...., Pak Haji.

01 Dec

Wow, kisah nyata yang perlu dapat perhatian khusus. Nonjok banget ini Kak. Doa terbaik untuk Kakak, sehat selalu dan barakallahu fiik

05 Dec
Balas

Alhamdulillah. Habib, sang leader kelas yang peka terhadap apa yang dirasakan anggota kelas. Namun, begitulah..., anak-anak muda gampang tersulut emosinya. Tugas kita para guru untuk menciptakan harmonisasi yang indah dengan mereka. Jazakillah khoir untuk kunjungan, apresiasi, dan doanya. Semoga sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah...., Deqqquuuu.

06 Dec

Bagus sekali ibu, sukses teru bu.

29 Nov
Balas

Aamiin. Terima kasih, Frista. Sejoga sehat, bahagia, dan sukses selalu. Salam literasi.

01 Dec



search

New Post