Raihana Rasyid

Lahir dan menetap di Medan ,07 September 1967.Alumni IKIP Negeri Medan Jurusan Pendidikan Biologi. Tenaga pendidik di SMA Negeri 14 Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Kuliner Kampung Halaman
Kuliner kampung halaman, nasi putih berpadu dengan hotnya sambal teri joss dan freshnya rebusan daun pepaya. (Sumber : RaRa)

Kuliner Kampung Halaman

Ketika setiap awal purnama pulang ke kampung halaman, selain tentunya untuk pengobat rindu pada emak, ada kuliner kampung halaman yang “ngangeni”. Hanya menu sederhana, namun mampu membuat kelenjar saliva bekerja ekstra.

“Uwak udah nyampe mana?” Begitu biasanya ponakan menanyakan posisi kami melalui telepon seluler pada saat perjalanan menuju kampung halaman. Biasanya hal ini untuk mengukur waktu tempuh sehingga ia bisa menyiapkan hidangan yang masih “ngebul” saat kami tiba. “Ami, jangan lupa rebusan daun kates dan sambal jossnya, ya.” Pesan yang sama tak pernah lupa disampaikan agar menu favorit terhidang.

Penulis pun tak habis pikir dengan kuliner kampung halaman yang penuh sensasi rasa ini. Hanya terdiri dari rebusan daun kates (pepaya) ditambah dengan sambal teri joss (begitu orang di kampung kami menyebutnya) bercampur tahu, mampu membuat boros nasi.

Bukan tak pernah penulis membuat menu yang sama saat di Medan. Lhaa...kok rasanya berbeda. Aroma sambal teri jossnya tidak seestetik yang di kampung halaman. Plus, rebusan daun pepaya yang pekat rasa pahitnya, agak mengganggu di lidah. Lantas, apa sebenarnya yang membuat daun pepaya ini tidak pahit dan sambal di kampung halaman lebih terasa nikmat?

Selidik punya selidik ternyata untuk rebusan daun pepaya sebaiknya pilih daunnya yang masih muda. Daun yang tua (warna hijau pekat) rasanya lebih pahit. Beruntungnya di kampung halaman bisa memilih sendiri daun yang masih muda dari pohon pepaya yang banyak tumbuh di sekitar rumah.

Sambal teri joss di kampung halaman semakin joss rasanya karena dimasak dengan kayu. Ternyata, asap yang mengepul ketika kayu terbakar bercampur dengan makanan yang dimasak di dalam belanga ataupun panci akan menciptakan aroma khas yang lebih wangi yang tidak didapatkan jika memasak dengan kompor. Cita rasa khas inilah yang sangat menggoda kelenjar saliva. Belum lagi percikan-percikan makanan yang keluar akibat suhu yang sangat tinggi dari bakaran kayu, menghasilkan asap bakaran yang khas dan semakin membuat sajian menjadi lezat.

Hmm.., rasa rindu yang terbayar diramu dengan hati yang tenang dan damai berada di sisi orang tua menghasilkan bumbu cinta yang membuat kuliner kampung halaman nikmat tiada tara.

#edisikuatkanhati145#

#kulinerkampunghalaman#

#hatiinihanyarindu#

#membacamenambahilmumenulismengikatilmu#

Perisai Pribumi, Baiti Jannati, 05 Maret 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post