Raihana Rasyid

Lahir dan menetap di Medan ,07 September 1967.Alumni IKIP Negeri Medan Jurusan Pendidikan Biologi. Tenaga pendidik di SMA Negeri 14 Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Menilik Hukuman yang Mendidik
Sumber: HuKamNas.com

Menilik Hukuman yang Mendidik

Mengajar dan mendidik anak di dalam kelas tidaklah semudah yang dibayangkan. Tidak semudah menyusun skenario pembelajaran yang harus dilakukan oleh setiap guru sebagai senjatanya di dalam kelas. Tidak juga semudah memilih metode atau model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran.

Karena pada praktiknya seringkali hal-hal yang sudah kita rencanakan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan hal itu terjadi. Kesiapan anak dalam mengikuti pelajaran, merupakan salah satunya.

Kesiapan anak di dalam kelas tentunya berbeda-beda. Karena memang mereka memiliki latar belakang yang berbeda. Hal ini dipastikan berpengaruh pada kelangsungan pembelajaran di dalam kelas.

Tidak sedikit anak-anak yang berangkat dari rumah dengan membawa bungkusan persoalan yang tidak seharusnya dia pikul. Konon pula dapat menyelesaikan PR yang diberikan oleh guru, dapat hadir di sekolah sajapun sudah merupakan anugerah terbesar bagi dirinya.

Disinilah kita sebagai guru sering lupa. Ketika anak tidak memenuhi tugas-tugasnya kita hanya bisa berkata, ”Bagaimana kamu mau pintar kalau PR sajapun tidak dikerjakan.” Selanjutnya, berbagai hukumanpun akan datang mendera si anak.

Bukan bermaksud mengajari limau berduri ataupun ikan berenang. Tulisan inipun lebih kepada perenungan untuk mengingatkan diri sendiri bahwa sebagai seorang guru sering alpa dan khilaf.

Ketika anak melakukan kesalahan dan sebelum kita memberikan hukuman, sebaiknya kita terlebih dahulu mengetahui apa penyebab ia melakukan kesalahannya itu.

Dalam hal inilah kesabaran dan ketekunan seorang guru benar-benar diuji. Karena pada kenyataannya, perihal menghadapi siswa seringkali berbeda dengan teori-teori yang di peroleh di bangku fakultas keguruan dan pendidikan. Karena tiap anak memiliki rasa sendiri-sendiri yang terkadang tidak tersentuh oleh teori manapun.

Pemberian hukuman pada anak hendaknya bertujuan agar anak menyadari kesalahannya sehingga tidak mengulangi dan akan menjadi lebih baik di masa mendatang. Karena itu hukuman yang diberikan pada anak hendaknya selain memberi efek jera tetapi yang paling penting terasa ada manfaat bagi tumbuh kembang karakter di dalam diri siswa tersebut.

Beberapa hal yang harus kita ingat dalam memberikan hukuman yang mendidik bagi anak, antara lain :

1. Hukuman harus seimbang dengan kesalahan. Sebagai contoh anak yang tidak mengerjakan PR dihukum dengan cara dijemur di lapangan sekolah atau berdiri di luar kelas hingga jam pelajaran berakhir. Hal ini tidaklah seimbang, kalau tidak mau disebut dengan penyiksaan. Karena selain berefek pada fisik dan psikis anak, PR yang dimaksud juga tidak dapat diselesaikan. Anak yang tidak mengerjakan PR sebaiknya dihukum dengan cara agar ia bisa menyelesaikan tugasnya tersebut. Misalnya dengan memintanya menyelesaikan PR tersebut di perpustakaan atau di pojok baca. Konsekwensinya, ia pasti tertinggal pelajaran pada saat itu. Maka tugaskan pula baginya untuk membuat ringkasan pelajaran pada saat itu. Sehingga kesalahannya tidak mengerjakan PR dapat terbayarkan dan tertinggalnya pelajaran dapat dipenuhi dengan adanya rangkuman.

2. Hukuman harus adil. Seorang guru harus bisa berlaku adil pada siswanya. Membuang jauh-jauh perasaan subjektif. Hukuman yang sudah disepakati akan dijalankan pada semua siswa yang melakukan kesalahan tanpa memandang siswa mana yang melakukannya.

3. Hukuman harus jelas dan segera dijatuhkan. Hal ini untuk menghindari kebingungan siswa akan kesalahan yang dilakukannya dan segera memahami hubungan kesalahan dengan hukuman yang harus diterimanya.Bukan tidak ada siswa yang mengaku tidak mengerti kenapa dihukum.Harus dijelaskan kesalahan yang dilakukan dan konsekwensi hukum yang akan diterimanya dan segera dilakukan, jangan menunda-nunda. Dengan demikian kesalahan siswa tidak menjadi berlarut-larut.

4. Hindari hukuman keras baik secara fisik ataupun psikis. Dalam hal ini harus difahami bahwa hukuman yang diberikan kepada siswa bukanlah kebencian tetapi sebaliknya sebagai gambaran rasa sayang. Sebagai manusia biasa, bukan tidak mungkin seorang guru diliputi oleh emosi dan rasa marah yang luar biasa terhadap kesalahan siswa yang tidak dapat ditolerir. Namun bersamaan dengan itu, harus segera disadari profesi sebagai seorang guru yang harus digugu dan ditiru.

5. Hukuman dilaksanakan secara konsisten. Bukan tidak mungkin seorang anak melakukan satu kesalahan secara berulang-ulang atau kesalahan yang sama dilakukan oleh anak yang berbeda. Sebagai guru tidak boleh bosan dan apatis. Karena memang tingkat kesadaran seseorang menyadari kesalahan berbeda-beda. Ada yang harus berkali-kali diingatkan. Dengan demikian guru tidak boleh berhenti untuk senantiasa mengingatkan anak didiknya tiap kali ia melakukan kesalahan.

Sebelum kita terjebak dalam pemberian hukuman yang terkadang memancing emosi kita karena kesalahan anak yang berulang kali dan di luar batas toleransi, maka seharusnya kita introspeksi diri. Selalu berusaha menjadi guru yang benar-benar digugu dan ditiru. Mengenal anak didik dengan segala persoalan yang mereka hadapi sehingga kita dapat bertindak dengan benar sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing sekaligus pelindung bagi tunas-tunas yang rapuh, dengan tidak lupa memohon petunjuk dan ridhoNya pula.

Wallahu a’lam bishowab

#edisimuhasabah#

(Disarikan dari bebagai sumber)

Rumahku, Menggapai Mardhatillah, 16 November 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bukan bermaksud mengajari limau berduri atau ikan berenang. Peribahasa luar biasa indah, tak berniat menggurui mereka yang membaca artikel di atas. Hukuman mendidik adalah hukuman yang menenangkan, munculkan rasa jera dan memberikan penghormatan, atas dasar kasih sayang bukan kebencian. Di dalam pelaksanaanya memperhatikan keseimbangan, keadilan, kejelasan, tidak berlebihan dan konsistensi. Artikel yang sangat bagus untuk bahan renungan guru dalam memberikan hukuman pada siswanya. Guru digugu lan ditiru, kudu anduweni gulu bengawan, dada segara. Terimakasih Ibu, Ayu menunggu keajaiban kata-kata berikutnya. Guru tak boleh reaktif, apalagi mudah terpantik emosi.

16 Nov
Balas

Alhamdulillah, bu guru mampir. Betul sekali, guru tak boleh reaktif apalagi mudah terpantik emosi. Jazakillah khoir, sudah melengkapi. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, bu guru.

16 Nov

Perlu hati dan hati hati untuk menerapkan hukuman pada anak anak negeri ini. Terimakasih pencerahannya, bunda Raihana

16 Nov
Balas

Njih, bunda. Butuh hati dan hati-hati dalam menerapkan hukuman pada anak didik kita. Duuh...saya suka kalimat bunda. Jazakillah khoir untuk atensinya, nijh. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, bunda.

16 Nov

Ulasan Bunda Rai selalu mantap dan menginspirasi, semoga para guru membacanya dan tidak lagi asal dalam melakukan hukuman...makasih share nya Bund...salam sehat dan sukses

16 Nov
Balas

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah. Semoga kita para guru dapat lebih bijak dalam memberikan hukuman pada anak-anak. Jazakillah khoir sudah berkunjung. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, bu guru.

16 Nov

Wowwww aku dapat jawaban dari persoalan kemarin, terimakasih kak Rai. Teriring untaian doa selalu untuk kakak tercinta smoga Allah limpahkan rahmatNya utk kk dan barakallah

16 Nov
Balas

Alhamdulillah, jika demikian. Jazakillah khoir untuk kunjungan dan doanya. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, deq.

16 Nov

Setuju Bun. Makasih atas sharing Ilmunya. Semoga sehat dan sukses selalu. Barakallah.

16 Nov
Balas

Eeh...ada cikgu juga. Alhamdulillah, jazakillah khoir untuk kunjungannya. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, cikgu.

16 Nov

Setuju Bunda Rai..hukuman yang mendidik akan membuat siswa lebih baik dan menyadari akan kesalahannya.. Semoga para guru membaca tulisan luar biasa ini....Salam sehat dan sukses selalu..Barakallah..

16 Nov
Balas

Alhamdulillah, jazakillah khoir untuk kunjungan dan atensinya bunda. Semoga kita selalu terjaga dari amarah yang berlebihan. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, bunda.

16 Nov

Semoga kita bisa menerapkan dlm pembelajaran di kelas-kelas kita. Terimakasih ilmu manfaatnya, Bun. Sehat, semangat dan berkah utk Bunda Rai.

16 Nov
Balas

Semoga kita bisa menerapkan dlm pembelajaran di kelas-kelas kita. Terimakasih ilmu manfaatnya, Bun. Sehat, semangat dan berkah utk Bunda Rai.

16 Nov
Balas

Alhamdulillah, bunda Filla. Ini dalam rangka mengingatkan diri sendiri. Jazakillah khoir untuk kunjungan dan atensinya. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, bunda Fila.

16 Nov

Siswa seribu, memiliki masalah seribu. Mereka datang di sekolah dengan membawa masalah masing-masing. Guru tidak mungkin akan dapat menyelesaikan satu persatu. Solusi terbaik, agar mereka memiliki kondisi yang sama siap mendapatkan pelajaran, mulailah dengan membaca Al Quran atau diperdengarkan al quran. Sebab dengan membaca Al Quran hati menjadi tenang.... Sukses selalu

16 Nov
Balas

Alhamdulillah, jazakallah khoir pak guru. Tidak ada yang bisa menandingi kehebatan Al Quran. Hati yang keras pun akan luluh. Namun, untuk kami yang di sekolah "umum" ,hal ini tidak bisa dilakukan, pak guru. Warga sekolah kami memiliki agama dan kepercayaan yang heterogen. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, pak guru.

16 Nov

benar sekali bunda, hukuman yang mendidik akan membuat siswa menjadi lebih baik

16 Nov
Balas

Alhamdulillah, jazakillah khoir kunjungannya bunda. Semoga kita akan selalu bisa meredam emosi yang berlebihan ketika anak melakukan kesalahan. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, bunda.

16 Nov

Benar sekali Bu. Semoga bisa menjadi acuan bagi kita dalam memberikan hukuman.

24 Nov
Balas



search

New Post