Raihana Rasyid

Lahir dan menetap di Medan ,07 September 1967.Alumni IKIP Negeri Medan Jurusan Pendidikan Biologi. Tenaga pendidik di SMA Negeri 14 Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjuangan Guru Dalam Merebut dan Mengisi Kemerdekaan
Sumber: kompasiana.com

Perjuangan Guru Dalam Merebut dan Mengisi Kemerdekaan

Bulan Agustus identik dengan bulan kemerdekaan. Berbagai kegiatan akan digelar dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan republik tercinta ini. Semua lapisan masyarakat akan larut dalam berbagai ajang perlombaan yang akan digelar. Bahkan ruas-ruas jalan pun banyak yang ditutup demi pelaksanaan acara tersebut. Kegembiraan masyarakat seakan benar-benar tumpah ruah

Sejatinya peringatan hari kemerdekaan dengan berbagai perlombaan ini, sah-sah saja asalkan tidak menghilangkan makna dari perjuangan memperebutkan kemerdekaan tersebut serta tidak melupakan prinsip “mubazir”. Karena di tengah hiruk pikuknya perlombaan dan berbagai hadiah yang diberikan, ternyata masih banyak lapisan masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan bahkan untuk makan pun tidak mampu.

Mengingat kembali bagaimana sulitnya perjuangan para pejuang dahulu dalam memperebutkan kemerdekaan merupakan satu sikap yang harus kita lakukan. Dengan demikian akan menumbuhkan rasa nasionalisme dan kecintaan yang kuat. Nasionalisme yang kuat ini, pada gilirannya akan pula menumbuhkan kesadaran untuk mengisi emerdekaan yang telah direbut dengan susah payah.

Pada masa perjuangan dahulu, semua orang ikut berjuang sesuai dengan keahliannya masing-masing. Salah satu pejuang yang sangat besar andilnya adalah perjuangan para guru dalam melawan penjajah. Dari masa ke masa guru merupakan sosok yang ucapannya selalu dipatuhi dan sikapnya diteladani. Itu sebabnya para penjajah sangat menghawatirkan hal ini.

Rakyat Indonesia pada masa itu tidak dibenarkan untuk bersekolah. Karena penjajah tidak ingin rakyat Indonesia akan dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan pemahaman yang tinggi dari gurunya. Maka, perjuangan para guru dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini, sangat besar sekali.

Beberapa guru yang jasanya tidak terlupakan dalam perjuangan bangsa Indonesia antara lain:

1. Kiyai Haji Ahmad Dahlan (1868-1923) Yogyakarta, pendiri Muhammadiyah. Dengan mendirikan Muhammadiyah beliau menghasilkan banyak guru besar sepaerti Jenderal Soedirman dan Ki Hajar Dewantara.

2. Kiyai Haji Hasyim Asy’ari (1871-1947) Jombang, pendiri NahdatulUlama (NU) , yang sering disebut sebagai Maha Guru karena kecerdasan beliau yang tidah hanya paham ilmu agama tetapi juga paham tentang hukum Belanda.

3. Raden Ajeng Kartini (1879-1904) Jepara, pendiri Sekolah Wanita di Rembang. Peran Kartini dalam memerdekakan “kaum wanita” sangatlah luar biasa. Dengan perjuangannya wanita Indonesia mendapat persamaan untuk mengenyam pendidikan sama dengan laki-laki. Sehingga dari wanita yang “merdeka” akan memunculkan pemikiran-pemikiran yang menuntut untuk memeperjuangkan kemerdekaan negaranya.

4. Haji Oemar Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto) (1882-1934) Yogyakarta, meski terkenal sebagai tokoh dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia sebagai pendiri Serikat Islam, namun awalnya beliau adalah seorang ulama dan seorang guru besar.

5. Dewi Sartika (1884-1947) Bandung, pendiri sekolah perempuan yang kemudian menginspirasi didirikannya sekolah-seklah serupa di tanah pasundan.

6. Ki Hajar Dewantara (1889-1959) Yogyakarta, seorang pejuang di bidang pendidikan bahkan karena perjuangannya itu beliau memperoleh gelar Bapak Pendidikan Indonesia. Beliau membangun sekolah-sekolah dengan tujuan agar pendidikan menjadi maju dan kesempatan rakyat Indonesia untuk menuntut ilmu terbuka. Pendidikan yang baik akan menaikkan cara berpikir rakyat sehingga dengan demikian akan selalu semangat untuk melepskan diri dari belenggu penjajahan.

7. Jenderal Besar Soedirman (1916-1950) Purbalingga. Siapa yang menyangka jika jenderal besar Soedirman adalah seorang guru. Soedirman adalah seorang guru dan kepala sekolah dasar yang dikelola oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Soedirman bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air) ketika jepang masuk menjajah Indonesia. Dan seterusnya, beliau diangkat menjadi jenderal besar karena perjuangannya yang pantang menyerah.

Mengambil ibrah dari sejarah para guru yang rela mengorbankan apa yang dimilikinya demi memperoleh kemerdekaan, kini tugas kita para guru untuk mengisi kemerdekaan yang sudah diraih dengan susah payah.

73 tahun bukan waktu yang singkat untuk banyak belajar dari apa yang dialami bangsa ini. Tidak perlu angkat senjata lagi, namun guru harus selalu berjuang. Sama seperti masa penjajahan dahulu, hanya saja jika saat itu memperebutkan kemerdekaaan maka saat sekarang ini guru sebagai ujung tombak didalam mengisi kemerdekaan.

Guru dipercaya sebagai penentu kualitas generasi bangsa ini ke depan. Guru harus mampu berjuang, berkolaborasi membentuk kerjasama yang kokoh antara orang tua, sekolah( guru) dan masyarakat. Harapan yang setinggi-tingginya dipersembahkan kepada para guru agar tercipta generasi penerus sebagai individu yang unggul dengan skill dan keahliannya.

Di tengah carut marutnya dekadensi moral di era milenial ini bercampur aduk dengan kesulitan hidup yang dihadapi, maka guru harus pula mampu menanam dan menumbuh kembangkan karakter-karakter mulia didalam diri anak didik. Sehingga pada masanya nanti dari tangan guru akan dihasilkan individu-individu yang memiliki keahlian dan skill yang mumpuni didukung dengan kepribadian yang kokoh serta amanah dalam melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara.

Di tengah carut marutnya dekadensi moral di era milenial ini bercampur aduk dengan kesulitan hidup yang dihadapi, maka guru harus pula mampu menanam dan menumbuh kembangkan karakter-karakter mulia didalam diri anak didik. Sehingga pada masanya nanti dari tangan guru akan dihasilkan individu-individu yang memiliki keahlian dan skill yang mumpuni didukung dengan kepribadian yang kokoh serta amanah dalam melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara.

Wallahu a’lam bishawab

Dikumpulkan dari berbagai sumber

#edisiisikemerdekaan#

Rumahku, Menggapai Mardhatillah, 10 Agustus 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

kereen.. Bunda tidak pernah kehabisan energei untuk menulis. apa saja bisa jd bahan tulisan.

14 Aug
Balas

Alhamdulillah, jazakumullah khoiron katsiro. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah....bunda.

15 Aug



search

New Post