Raihana Rasyid

Lahir dan menetap di Medan ,07 September 1967.Alumni IKIP Negeri Medan Jurusan Pendidikan Biologi. Tenaga pendidik di SMA Negeri 14 Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Serasa
Pertama bertemu serasa sahabat lama. (Sumber : RaRa)

Serasa

Biasanya, orang-orang dengan latar belakang, visi dan misi yang sama akan mudah menyatu. Apa lagi dengan penderitaan yang sama akan dengan mudah membentuk barisan sakit hati. Hehehe. Mungkin begitu juga yang terjadi pada kami yang diundang pada sebuah event dengan tema cipta karya, daya karya dan gaya karya. Membaca situasi dan kondisi lingkungan, saat itu yang hadir didominasi oleh pelaku ekonomi kreatif atau lebih familiar disebut pengusaha, kami (baca: para guru) membentuk komunitas kecil sendiri. Mencari posisi duduk yang strategi dan nyaman. Takut salah bergabung, bagaikan minyak dan air.

Jiwa emak-emak memberontak melihat penampilan ibu-ibu pengusaha yang glowing maksimal. Satu sisi hati berkata ingin glowing seperti itu juga, sisi yang lain bilang “mehong”. Hihihi. Tapi, wajar saja lah jika semua perempuan ingin tampil glowing. Kodratnya wanita memang suka jamilah (yang indah-indah). Tinggal bagaimana mendapatkan dan memelihara keindahan itu sesuai caranya masing-masing. Yang paling penting inner beauty (keindahan dari dalam) senantiasa harus dimiliki.

Dipertemukan dalam acara dan tempat yang sama untuk pertama kalinya tidak menjadi kendala bagi para guru ini untuk berakrab ria. Itu tadi, mungkin disebabkan karena latar belakang yang sama. Merasa sama-sama korban miss comunication, akhirnya mengantarkan kami duduk dan makan bersama.

Begini ceritanya. “Ini nasib kita bagaimana? Karena ternyata acara dimulai pada pukul 14.00 bukan pukul 08.00 seperti yang tertera di undangan kita.” Salah seorang dari kami menyampaikan keluh kesahnya setelah mendapat informasi dari sosial media instagram yang memuat rundown acara yang sedang kami hadiri. “Pantas saja acara tidak dimulai-mulai.” Tambahku menguatkan.

“Terus.., kita ini gimana, mau pulang tanggung. Sekarang sudah pukul 10.30,” Sahut yang lain sambil melirik arlojinya. Kami pun mengatur strategi (hihihi.., macam mau perang aja pun.) Strategi menyelamatkan kampung tengah alias lambung. Hehehe. Lha.., kalau acaranya dimulai pukul 14.00 WIB mana mungkin dapat makan siang. Alamaaak.

Perhatian kami pun beredar mengelilingi stand-stand bazar yang terlihat sudah hampir selesai berbenah. “Enggak bisa kita makan di sini, gak kenyang.” Celetuk salah satu di antara kami. Mencoba mengukur harga makanan dengan kapasitas lambung yang terbiasa harus full muatan. Hahaha.

Kami pun menjalankan strategi pertama, menyelamatkan kampung tengah bergegas menuju food court yang letaknya bersisian dengan gedung tempat berlangsungnya acara. Melangkah pasti, masuk dan mencari pw (posisi wuenak). Berulang kali terdengar pecahnya tawa kami karena tak jua menemukan menu makanan yang sesuai dengan bekal uang transpor dari sekolah masing-masing. “Teman-teman di sekolah bilang, selamat makan enak. Enggak tahunya kita harus cari makan sendiri.” Tawa kami pun berderai. “Ya...sudah la..., kita syukuri saja. Kalo gak begini, kita tak ketemu dan akrab seperti ini. Pasti orang-orang tak menduga kalo kita baru kenal di sini. Karena kelihatan serasa ketemu kawan lama.” Iya juga. Kita memang harus selalu positive thinking dan mengambil hikmah dari segala sesuatu.

Cukup lama berselancar di daftar menu. Menyesuaikan selera dengan harga yang tertera. Di sela-sela swafoto yang tak pernah lupa. Mengabadikan momen yang entah kapan lagi ada. Mata pun ekstra teliti mengamati daftar harga. Mengukurnya dengan rupiah bekal dari sekolah. Cling, dengan bismillah akhirnya bertemu sajian yang menggugah selera meski harus teliti membandingkan harga.

Alhamdulillah.., kampung tengah selamat sudah. Kaki pun melangkah menuju musholla. Tunaikan kewajiban kepada Yang Maha Esa. Selanjutnya, duduk rapi dan tertib di antara tamu undangan. Mendengarkan dan menyaksikan dengan takzim acara demi acara. Semoga ekonomi kreatif di provinsi tercinta semakin tumbuh dan berkembang.

Waktu pun terus merambat senja. Acara demi acara berlalu sudah. Kami berjabatan dan berpelukan hangat. Entah kapan lagi bisa bersua. Semoga pertemuan ini akan menuai berkah. Berteman sehari serasa bertemu kawan lama.

#kriyafestsumut2023#

#gurumuliakarenakarya#

#berkaryadanberjaya#

#edisibacalingkungan#

#positivethinkingnansaratmakna#

#membacamenambahilmumenulismengikatilmu#

Tiara Convention Hall, Kriya Fest Sumut 2023, 21 Februari 2023.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Puisi keren bunda

24 Feb
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih untuk kunjungan dan apresiasinya. Salsm literasi, bun. Semoga bunda sehat, bahagia dan sukses selalu.

24 Feb

Mantap ulasannya, Bu. Salam sukses selalu dan salam kenal!

24 Feb
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih untuk kunjungan dan apresiasinya, Bunda. Salam literasi dan salam kenal dari Medan. Semoga Bunda sehat dan sukses selalu. Barakallah.

24 Feb

inspiratif ulasannya. Sehat dan sukses selalu. Salken dari Banten.

24 Feb
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih untuk kunjungan dan apresiasinya. Salam kenal dan salam literasi dari Medan. Semoga pak guru sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.

24 Feb



search

New Post