Cita-Citaku Kandas di Tengah Jalan
CITA-CITA yang KANDAS
Aku dibesarkan dari keluarga yang kurang mampu dari segi perekonomian. sejak kelas dua SD aku sudah menjadi anak yatim, tapi ibuku adalah wanita yg tangguh, ibuku sanggup membesarkan anak- anaknya yang berjumlah delapan orang, aku adalah anak kelima dari delapan bersaudara. Hari demi hari, tahunpun berlalu sampailah aku menjadi seorang remaja yang selalu harus hidup mandiri dan bekerja keras demi mempertahankan hidup karena di zaman dahulu bantuan pemerintah tidak semudah seperti sekarang ini bagi keluarga tidak mampu.
Tahun 1991 aku duduk di bangku SMA. Tepatnya aku bersekolah di SMAN 3 Tanjungpinang. Bulan Juli 1991, aku mengikuti tes Paskibraka tingkat Kabupaten. Singkat cerita aku lulus dalam tes itu, pada bulan Agustus 1991 tanggungjawab sebagai seorang paskibraka harus kami jalankan yaitu mengibarkan bendera dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Berawal dari paskibraka inilah aku mempunyai cita-cita ingin menjadi Polwan karena disiplin yang diajar di paskibraka itu mendorong semangat ku untuk menjadi seorang abdi negara.
Perihal cita-cita ingin menjadi Polwan akupun menceritakan kepada ibuku, akan tetapi ibuku hanya diam seolah-olah tidak mengizinkan anaknya menjadi seorang polwan, jawaban tidak aku dapatkan melainkan aku hanya melihat dari raut wajah ibuku seolah-olah mengatakan “ibunda tidak menyetujui kamu melanjutkan polwan”. Setelah duduk di kelas tiga SMA aku berangkat ke Pekanbaru untuk mengikuti tes polwan di sana, akan tetapi rangkaian demi rangkaian tes telah ku jalani.
Kemudian sampai pada tes wawancara disana aku ditanyakan: kamu masih sekolah?
Jawabku: Iya, sedang duduk dibangku kelas 3 SMA.
Kemudian petugas penerima tes Polwan mengatakan: Jika kamu tidak lulus di SMA maka di tes polwan ini kamu juga tidak bisa lulus, aku pulang ke rumah pamanku yang berada di daerah gobah, aku ceritakan apa yg menjadi kendala itu akhirnya akupun pulang ke Tanjungpinang. SUatu hari aku dan ibuku ke Batam mengunjungi keluarga saudara Ibu, kebetulan saudara Ibu adalah kepala bagian kepolisian di Sumatera Barat. Akan tetapi setelah aku tamat SMA aku masuk perguruan tinggi negeri di pekanbaru, dalam tes tersebut aku lulus di FKIP jurusan pendidikan sejarah akan tetapi sedikitpun hatiku tidak menampakkan rasa bahagia karena cita-cita terbesar adalah menjadi seorang polwan.
Bingungpun melanda antara melanjutkan kuliah atau ke Sumatera Barat tes polwan, akan tetapi Allah mempunyai rencana yang indah terlepas dari restu orang tua memang sangat penting. Ketika aku mau ke Sumatera Barat ternyata kakekku meninggal dunia yang membuat hatiku hancur berkeping-keping. Sehingga hati menjawab seolah-olah kandas sudah harapanku menjadi seorang polwan.
AKhirnya aku melanjutkab kuliah di FKIP jurusan Pendidikan sejarah Universitas Riau. Awalnya aku merasa ini bukanlah cita-citaku tapi aku harus menjalaninya. Setelah selesai kuliah aku menggeluti profesi sebagai seorang guru yang hari demi hari membuat aku nyaman dan berdikir dalam hat ternyata aku bekerja diprofesi yang mulia. Alhamdulillah
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terharu,... Mantap...
mantap buk. sukses selalu buk. keren