Secara sekilas menurut pengamatan penulis, penulis melihat bahwa perubahan kurikulum ternyata bukan hanya dirasakan oleh guru dan siswa sebagai sasaran utama. Tetapi juga berpengaruh terhadap orang tua.

Dulu, apabila ada tugas-tugas atau pekerjaan rumah, orang tua masih bisa medampingi anaknya. Bahkan banyak pula orang tua yang menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah.

Namun sekarang, Orang tua yang seharusnya menjadi pendamping anak ketika ada tugas dan pekerjaan rumah, banyak merasakan kesulitan karena perbedaan kurikulum dan materi pada zaman mereka bersekolah dengan zaman anak-anak mereka.

Dengan adanya kesulitan yang dirasakan oleh orang tua tersebut. Orang tua tidak dapat berbuat lebih banyak dalam mendampingi anaknya. Sehingga dalam mengimplentasikan kurikulum tersebut, guru tidak mendapat sokongan kekuatan yang lebih dari orang tua. Menurut hemat penulis ini perlu menjadi perhatian dan solusi ke depannya.

Adapun menurut penulis, solusi yang ditawarkan yaitu dengan adanya sosialisasi kepada orang tua melalui acara-acara yang diadakan oleh sekolah. Orang tua diberikan pemahaman terhadap materi yang diajarkan oleh guru di sekolah,sehingga bisa mendampingi anak ketika berada di rumah. Dengan begitu diharapkan adanya sinergi antara guru dan orang tua.

Selain itu dalam acara-acara parenting yang diselenggarakan oleh lembaga resmi maupun sifatnya pengajian, diharapkan diselipkan materi-materi terkait kurikulum ini. Sehingga ini dapat menjadi bekal bagi orang tua dalam melakukan tugasnya sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Wallahu a'lam.