Sabar Sebagai Psikoterapi Islami
Psikoterapi Islami
Ajaran Islam mempunyai terapi khusus dalam upaya penyembuhan pasien yang terkena gangguan jiwa, yaitu model terapi yang menggunakan psikoterapi keagamaan khususnya agama Islam. Psikoterapi sendiri terdiri dari dua kata yaitu psyche yang artinya jiwa dan therapy yang artinya merawat dan mengasuh. Secara istilah psikoterapi diartikan sebagai pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis (Chaplin, 2006 : 505 ). Jadi apabila psikoterapi itu berdasarkan ajaran islam maka dapat dipahami bahwa, Psikoterapi Islami adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit atau gangguan kejiwaan melalui bimbingan al-Qur’an maupun Sunnah Nabi SAW.
Ahli Ilmu Jiwa Agama, Zakiah Darajat (2002 : 141), juga membenarkan bahwa di dalam agama Islam ditemukan cara-cara bimbingan, pelayanan dan terapi yang bersumber dari ayat-ayat al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW. dan yang lebih uniknya lagi dalam psikoterapi Islami, adanya kemungkinan terjadinya terapi secara mandiri (self terapi) tanpa harus dilakukan oleh psikoterapis atau konselor tetapi cukup dengan melakukan petunjuk Islam yang diketahui dan diamalkan.
Al-Qur’an Sebagai Obat
Al-Qur’an itu sendiri mengisyaratkan bahwa ajaran yang terkandung di dalamnya dapat menjadi obat dan penyembuh berbagai macam penyakit terutama penyakit rohani dan kejiwaan. Hal ini dipahami berdasarkan ayat berikut Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57), Artinya :“dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. al-Isra’ : 82)
Setelah mempelajari teks-teks al-Qur’an, Muhammad Abdul Aziz al-Khalidi membagi obat dengan dua bagian: pertama, obat hissi, yaitu obat yang dapat menyembuhkan penyakit fisik, seperti berobat dengan air, madu, buah-buahan yang disebutkan dalam al-Qur’an; kedua, obat manawi, yaitu obat yang dapat menyembuhkan penyakit ruh dan kalbu manusia, seperti doa-doa dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an (Mujib & Mudzakir, 2002 : 209).
Sabar dalam Al-Qur’an
Salah satu amalan yang bisa dijadikan sebagai terapi mandiri dalam ajaran Islam yaitu adalah sabar. Perintah dan anjuran untuk sabar banyak ditemukan dalam al-Qur’an.
Kata Sabar di dalam al-Qur’an ditemukan sebanyak 123 kali yang tersebar pada surat Makiyyah dan Madaniyyah. Tetapi para ulama memberikan perhitungan yang berbeda, seperti Imam Al-Ghazali menyebutkan sekitar 70 kali, Ibnul Qayyim yang mengutip pendapat Imam Ahmad yang mengakatan sabar dalam al-Qur’an terdapat sekitar 90 tempat, Abu Thalib al-Makki menyebutkan 90 kali juga, sementara Muhammad Fuad Abdul Baqi menyebutkan 102 kali.
Perbedaan para ulama dalam menentukan jumlah kata sabar ini barangkali disebabkan oleh perbedaan cara menghitung nya. misalnya beberapa kata sabar yang terdapat yang satu ayat kemungkinan hanya dihitung satu saja.
Sabar Sebagai Psikoterapi Islami
Menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyah, sabar itu adalah obat dari segala macam penyakit. Yang paling nyata adalah terapi bagi jiwa manusia. Karena sabar dapat menjauhkan perasaan cemas, gelisah dan frustasi dan membawa kepada ketentraman batin. Sabar juga dapat mencegah agar tidak terserang oleh gangguan kejiwaan dan sabar dapat pula meningkatkan kesehatan jiwa.
Sabar merupakan puncak kecerdasan emosi seseorang. Orang yang emosinya cerdas cederung lebih sukses dalam mencari kebahagiaan (baik materi maupun non materi), lebih nyaman membina hubungan interpersonal, dan lebih kreatif dalam menyelesaikan persoalan. Kecerdasan emosional terbukti lebih menentukan keberhasilan seseorang dari pada kecerdasan interktual. Pribadi dengan hati dan emosi yang terukur mampu mengatasi banyak persoalan hidup, mulai dari urusan individu hingga urusan sosial (Subandi, 2011 : 224).
Sabar ini juga sejalan dengan kajian psikologi barat, karena pada beberapa literatur ditemukan beberapa istilah yang hampir sama dengan pengertian sabar dalam Islam yaitu self control, resiliensi, dan acceptence.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar