INDAHNYA SAAT BERSAMAMU
Oleh: Rakhmawati, SP
Entah mengapa, setelah kejadian itu putri selalu berusaha menjauhiku. Walaupun sudah kujelaskan secara detail, namun tetap saja dia tak mau menerima. Sedih juga bila kuingat,dia yang begitu setia padaku, tanpa memandang status sosialku. Namun, kini berubah karena salah sangka yang berakibat sangat fatal bagiku. Terbayang dipelupuk mataku masa-masa indah dulu saat masih bersamanya.
Pagi itu seperti biasanya sebelum memasuki kelas, didahului dengan berbaris di depan kelas masing-masing untuk mengecek kerapian diri. Begitu juga dengan diriku yang selalu mengamati kehadiran kekasihku, orangnya sangat manis dengan lesung pipit di pipi kanan, bernama Aulia Putri. Kami berlainan kelas, aku jurusan IPA, sedangkan kekasihku jurusan IPS.
“Kamu pulang sore kan Tom?” tanya Putri padaku. Oh ya, namaku Tomi Kurnia.
“Ya put, aku pulang sore karena mau les biologi dulu,” jawabku antusias.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 14.30 WIB, saatnya kubersiap mengikuti les biologi. Aku sangat tertarik dengan biologi karena membahas tentang kehidupan makhluk hidup di alam semesta ini. Dan seperti biasanya Putri selalu setia menungguiku. Les berakhir pukul 16.30 WIB.
Saat-saat bersama putri sangat menyenangkan, karena bisa menjadi penyemangat di dalam hidupku. Dikatakan penyemangat karena susahnya kehidupanku sebagai seorang anak tukang becak, menjadi terhibur dengan kehadiran putri sehingga jadi bersemangat mengarungi hidup ini.
“Put, tolong hitungkan soalku ini, kayaknya rumit dech,”pintaku pada putri.
“Soal apa tom?”tanya putri padaku.
“Ini nih soal matematika tentang mencari modus, median dan rata-rata, ujarku lagi.
Meskipun kami berbeda jurusan, tapi ada materi yang sama pada pelajaran matematika, sehingga ketika ku mendapat kesulitan, selalu bertanya pada Putri. Oh ya, selain manis kekasihku ini juga selalu mendapat juara 1 lho dikelasnya, sehingga bisa menjadi partner belajar yang baik.
“Kamu tampaknya lemas, belum makan ya tom?”tanya putri.
“Belum put, tadi konsentrasi belajar kimia, jadi belum sempat makan?”jawab Tomi.
“Ke kantin yuk, aku yang traktir,”ujar putri lagi.
“Ah, aku terlalu merepotkanmu put,”kata Tomi.
“Tidak apa-apa tom, kita ini kan teman, saling membantu,”jawab putri antusias.
“Oke, terima kasih putri, kamu baik sekali,”
“Sama-sama Tomi,”tukas putri.
Suatu ketika, aku sedang bicara dengan seorang gadis, membicarakan masalah belajar kelompok biologi. Tak kusangka, kekasihku putri salah paham. Padahal yang kubahas itu dengan teman sekelasku. Tak ayal, sampai seminggu kami tak bertegur sapa. Aku tahu watak putri, walaupun orangnya keras, sebenarnya sangat rapuh. Makanya ketika ada sedikit masalah, langsung membuatnya seperti orang hilang ingatan.
“Maafkan aku putri,”ujarku saat menemui putri dikantin sekolah, setelah kuminta tolong anita teman sekelasnya untuk mencomblangiku.
Putri hanya diam dan menangis. Lama kutunggu, namun kondisinya tak berubah. Akhirnya kuputuskan untuk pergi meninggalkannya.
Hari-hari kini terasa sepi tanpa kehadiran putri disisiku. Namun kucoba untuk instropeksi diri seraya meningkatkan ibadahku. Jujur ku akui, selama bersama putri, ku terlena dengan dunia sehingga sering meninggalkan sholatku. Seraya berdo’a dalam setiap sholatku, jika Allah masih menghendaki putri menjadi kekasihku, dekatkanlah. Tapi, jika tidak, jauhkanlah. Jadikanlah kami sebagai seorang sahabat.
“Tom, setelah kupikir-pikir, sebaiknya kita berteman saja,”kata putri setelah seminggu berlalu, kami bertemu secara tak sengaja karena sama-sama terlambat dan mendapat hukuman dari wakil kepala sekolah.
“Apakah tidak bisa diubah keputusanmu put?”tanyaku pada putri.
“Tidak tom, kupikir lebih baik kita berteman saja. Lagipula kita masih dalam usia pelajar yang tentunya harus fokus untuk mengejar cita-cita tanpa adanya unsur pacaran,”tukas putri mantap.
Yah, apa boleh buat. Meskipun kini kami hanya berteman saja, tetapi kami menjadi lebih akrab. Kami bisa berdiskusi banyak hal tanpa ada rasa iri dan dengki lagi. Semoga hubungan ini akan tetap seperti ini. Hanya waktulah yang akan mengubahnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantab cerpennya bu. Salam